Page 327 - test yy
P. 327
320 “Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia Pendidikan”
sepanjang hayat secara komprehensif, terlebih dalam praktiknya
pemerintah masih mengakomodir kebutuhan akan pendidikan bagi
masyarakat Indonesia secara makro seperti pendidikan formal, non
formal dan in formal. Kewajiban negara menjamin kesempatan
belajar sampai sepanjang bagi warganya baru sebagian kecil saja
yang diakomodir, selebihnya baru sebatas konsep di atas kertas dan
belum sepenuhnya dijadikan pijakan operasional dalam sistem
pendidikan nasional.
Pendidikan sejatinya harus memberikan kesempatan pada
setiap orang untuk membaca, mengasah kemampuan dan
mendapatkan informasi yang aplikatif dalam menunjang
kemampuan sesuai dengan bidang yang diminati dalam profesinya,
sehingga pendidikan tidak lagi dibatasi dan terbuka untuk siapa saja
tanpa ada batasan-batasan yang mengikat kreativitasnya. Realisasi
belajar sepanjang hayat sangat mendesak untuk diaplikasikan lebih
operasional bukan hanya sekedar dalam konsep dan prinsip belajar.
Kontribusi dalam pendidikan ini diharapkan menjadikan kualitas
peserta didiknya beraneka ragam, memiliki kualitas dan mudah
diakses oleh siapa saja.
A. Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat
Awal berkembangnya aktivitas pembelajaran sepanjang
hayat ini, pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan belajar
(learning needs) serta kebutuhan pembelajaran (ducational needs)
yang tumbuh secara terus menerus dalam sejarah kehidupan
manusia. Misi pembelajaran sepanjang hayat ini pada dasarnya
membentuk warga belajar (learning society) serta warga berencana
(planning society) (Jarvis, 2001).
Konsep belajar sepanjang hayat ini menurut para pakar
bahwa awalnya muncul dari teori belajar manusia (theory of human
learning), yang mengakui adanya konsep the lifelong nature dalam
sesuatu kegiatan belajar. Perlu digarisbawahi bahwa belajar ialah
proses interaksi serta kedekatan seseorang yang berlangsung