Page 328 - test yy
P. 328
BAB 15 : BELAJAR SEPANJANG HAYAT 321
sepanjang hidup pada suatu konteks sosial tertentu, sampai akhir
hayatnya (Jarvis, 2007).
Definisi dalam konsep tersebut belajar adalah sesuatu
proses transformasi pengalaman yang dialami seseorang yang
senantiasa terjalin dengan wilayah sosial yang lebih luas.
Pengalaman tersebut diawali dari body sensation, semacam suara,
sinar, bebauan, serta lain- lain. Selanjutnya mereka
mentransformasikan sensasi tersebut dan berusaha menjadikannya
bermakna untuk dirinya. Inilah sebetulnya sesi awal di dalam
belajar manusia.
Perspektif belajar dari buaian hingga liang Lahat (the cradle
to grave) dalam Islam diketahui secara luas serta dipromosikan di
banyak negara. Bersamaan dengan berjalannya waktu akan
kebutuhan belajar yang beragam, seperti konsep, manajemen,
bentuk/model pembelajaran, kurikulum dan evaluasi diperlukan
sinergi dan semangat secara terus menerus dalam berbagai
peluang. Dalam konteks ini, belajar sepanjang hayat dilihat sebagai
proses yang mencakup tujuan (purposive) serta belajar langsung
(directed learning). Secara historis, konsep belajar sepanjang hayat
tidak lepas dari proses pembangunan peradaban manusia
(Rahman, 2010).
Pendidikan sepanjang hayat identik dengan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang secara terus menerus
tanpa berhenti pada satu titik namun terus berlanjut ke titik
berikutnya. Definisi belajar sepanjang hayat dapat diartikan: ‘’all
learning activity undertaken throughout life, with the aim improving
knowledge, skilss and competence, within a personal, civic, social and/ or
employment- related perspective” (Comission Communication, 2001).
Yaitu kegiatan belajar yang berorientasi pada upaya
pengembangan kemampuan manusia lewat proses yang
menunjang secara terus menerus, yang menstimulusi serta
memberdayakannya supaya mendapatkan pengetahuan,
pemahaman, nilai, dan keterampilan.