Page 332 - test yy
P. 332
BAB 15 : BELAJAR SEPANJANG HAYAT 325
program yang diminati oleh masyarakat. Sehingga tidak terbatas
namun tetap disesuaikan dengan minat dan bakat. Dalam
pelaksanaannya juga menggunakan konsep atau metode yang
disesuaikan dengan tingkat usia, jenis maupun kondisi yang ada di
lingkungan peserta didiknya (A. Azizy, 2003).
C. Urgensi Pendidikan Sepanjang Hayat
Konsep pendidikan sepanjang hayat ini lahir dari
kegelisahan pada kebutuhan pendidikan yang terus mengalami
transformasi, dampak dari perkembangan global yang melaju
dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Pendidikan
ini dilakukan sebagai usaha dalam memelihara dan menciptakan
kesempatan belajar yang seluas-luasnya, sebagai perbuatan yang
alamiah namun tidak harus dalam bentuk luring atau tatap muka
dalam kelas.
Prinsip-prinsip yang menjadi indikator dalam belajar
sepanjang hayat dicirikan dengan:
1. Menekankan kesadaran belajar secara individual
2. Tidak menekan peserta didik dan fleksibel disesuaikan dengan
kesempatan yang dimiliki peserta didik.
3. Proses seleksi tidak dilakukan dalam perekrutannya.
4. Kategorinya lebih bersifat terbuka dan tidak dibatasi baik
waktu, tempat dan proses dalam pembelajaran.
5. Ikatan dibentuk sebagai komitmen individu bukan sebagai
aturan yang berlaku umum (Sudjana, 2004).
Berdasarkan prinsip di atas maka aspek yang mendorong
pentingnya pendidikan ini dilakukan dengan melihat kondisi dan
kemauan dari peserta didik disebabkan karena adanya aspek
yang berbeda pada tiap-tiap pesertanya:
1. Ideologi, kesadaran diri untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan hidup.
2. Ekonomi, dorongan untuk memiliki kesejahteraan yang lebih
baik dari kondisi yang sedang ada dalam kehidupannya