Page 329 - test yy
P. 329

322    “Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia Pendidikan”



                         Proses  perkembangan  selanjutnya,  gagasan  pembelajaran
                  sepanjang  hayat  ini  dikembangkan  oleh  para  pakar,  seperti:
                  Mattew  Arneld,  konseptualisasi  pembelajaran  sepanjang  hayat

                  sebagai  usaha  pengembangan  diri  tiap  orang  yang  hendak
                  meningkatkan       kapasitasnya     supaya     jadi   bernilai   untuk
                  masyarakatnya.  John  Dewey,  mengemukakan  pemikirannya
                  sebagai bentuk pembelajaran dan belajar merupakan satu kesatuan
                  proses yang dilakukan sepanjang hayat.
                         Aspin dan Chapman yang dikutip oleh Jarvis menjelaskan
                  bahwa  belajar  sepanjang  hayat  ialah  campuran  proses  dalam
                  totalitas  hidup  seseorang  -  baik  jasmani  meliputi:  genetik,  raga,

                  serta  biologis  dan  akalnya  meliputi:  pengetahuan,  kecakapan,
                  perilaku,  nilai,  emosi  kepercayaan,  serta  perasaan  atau  situasi
                  pengalaman  sosial,  ilham  atau  gagasan  yang  setelah  itu
                  ditransformasikan  secara  kognitif,  afektif,  dan  praktik  atau
                  sebagian  campuran  transformasi,  serta  diintegrasikan  ke  dalam
                  biografi  kehidupan  seorang  yang  menghasilkan  pergantian

                  ataupun pengalaman secara berkepanjangan (Jarvis, 2007).
                         Diskursus  tentang  belajar  sepanjang  hayat  dalam  konteks
                  kekinian,  erat  kaitannya  dengan  pergantian  teknologi,  ekonomi
                  serta  posisi  suatu  bangsa  di  mata  dunia.  Di  masa  mendatang
                  dengan  pesatnya  teknologi  data,  warga  mempunyai  akses  serta
                  peluang yang luas buat belajar sepanjang hayat. Kapan saja serta
                  dimana  saja,  dan  siapa  saja  bisa  melaksanakan  proses  belajar
                  tersebut. Warga jadi warga belajar serta berpengetahuan (Hatton,

                  2007).
                         Belajar  sepanjang  hayat,  menjadi  parameter  pembangunan
                  sosial  jangka  panjang,  karena  dengan  adanya  orang  yang
                  menyusun serangkaian tujuan belajar serta berupaya mencapainya
                  dengan  bermacam  sumber  daya  yang  dimiliki  dapat  mengubah
                  pola  hidupnya.  Orang  yang  berkomitmen  menjadi  pembelajar

                  yang  mandiri  (autonomous  learners)  sepanjang  hayatnya,  akan
                  mendapatkan  keuntungan  penuh  dari  tiap  peluang  belajar  yang
                  diusahakannya.  Proses  tersebut  setelah  diperoleh  kemudian
   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334