Page 140 - Toponim Magelang_Final
P. 140

Toponim Kota Magelang    127












                      seperti Kampung Bubutan di Surabaya, misalnya, banyak warga di perkampungan itu
                      menekuni usaha di bidang mesin bubut (mesin kikis). Akhirnya, masyarakat menamai
                      lokasi itu sesuai unsur atau aktivitas yang ia lihat sehari-hari.

                      Dalam kehidupan masyarakat kolonial hingga sekarang, unsur kawat banyak dipakai
                      untuk kepentingan pembangunan rumah hingga sarana militer-keamanan. Misalnya,
                      kawat berduri untuk menahan orang-orang  di penjara dan kamp penjara, serta
                      memagari peternakan di dalam atau di luar sebidang tanah. Kawat berduri menjadi alat
                      yang efektif dan relatif murah untuk mengusir orang-orang dari daerah yang dijaga.


                      Kawat berduri muncul pada pengujung abad XIX di Amerika. Terdapat aneka jenis
                      kawat, yakni kuningan bercampur emas (gold filled), perak (sterlingsilver), brass atau
                      tembaga yang dicampur zinc/seng, cooper (kawat tembaga), serta craft wire merupakan
                      kawat tembaga berlapis yang terdiri banyak varian warna dan ukuran, cenderung lunak
                      dan gampang dibentuk. Dapat dipastikan, kebutuhan manusia akan kawat memang
                      sukar ditolak, maklum bila dicomot untuk menamai sebuah kampung.

                      Pengujung abad XIX, Magelang terus dikembangkan menjadi kota garnisun militer
                      sebagai pusat pertahanan wilayah Jawa bagian tengah. Kota garnisun adalah kota di
                      mana terdapat kelompok pasukan dalam  jumlah besar yang menetap di kota itu.
                      Sebagai kota garnisun, Magelang tentu telah mempunyai fasilitas militer yang komplit
                      berikut pasukannya. Dalam  media cetak, Magelang  acap dijuluki sebagai daerah
                      garnisun. Permulaan abad XX, Tillema bilang bahwa Magelang sangat terkenal dengan
                      militernya. Di sana, bercokol bangunan garnisun yang sangat besar.
                                                                                88

                      Magelang yang terkenal sebagai kota garnisun dan pernah meletus perang
                      mempertahankan  kemerdekaan  Indonesia periode revolusi ini mengingatkan  kita
                      akan fungsi kawat begitu penting dalam bidang pertahanan dan situasi peperangan.
                      Kawat dipakai guna mencegah serangan pasukan infanteri yang berbeda dengan parit
                      perlindungan dan posisi pertahanan lainnya. Bersama peralatan perang modern lainnya,
                      termasuk senapan mesin, kawat berduri banyak membantu selama pertempuran.

                      Perihal kawat berduri di Magelang era perang kemerdekaan, kita teringat pada Novel


                      88  H.F. Tillema. Kromoblanda: Over’t Vraagstuk van het Wonen in Kromo’s Grote Land, 1915-1916.
                      hlm. 116-117.
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145