Page 182 - Toponim Magelang_Final
P. 182

Toponim Kota Magelang    169












                      acap dipakai dalam upacara, yakni kepa gading atau bungkak nyuh gading. Kelapa ini
                      memiliki filosofi bagi umat Hindu. Antara lain, simbol kekuatan Sad Ripu atau sifat
                      keraksasaan; kekuatan toya (air) sukla; kekuatan Tirtha Mahamerta (Tirta Dewa Siwa);
                      dan kekuatan Dewa Wisnu.
                                              117
                      Mencermati serangkaian  simbol  di muka, kesimpulan  yang diunduh ialah  kelapa
                      merupakan simbol dari para dewa. Itulah yang menyebabkan para kalangan usadawan
                      atau balian sering memakai kelapa sebagai sarana pengobatan. Diyakini kelapa telah
                      diberkati para  dewa dan memiliki kemampuan  mengusir kekuatan negatif, apalagi
                      penyakit yang disebabkan ilmu hitam. Dalam upacara Hindu, kelapa bermakna magis
                      dan mistik. Sebab, secara tak langsung kelapa telah melewati rangkaian upacara dengan
                      brmacam penyucian, penyupatan, dan pasupati, sehingga mengandung kekuatan dewata
                      atau energi positif. Sementara dari pengalaman  empiris masyarakat tradisional, air
                      kelapa gading berfaedah bagi kesehatan tubuh. Caranya, kelapa gading muda dikupas
                      sampai ketemu batok lunaknya. Lalu haluskan dari cangkang yang keras ambil bagian
                      kelapa yang lunak. Airnya dikeluarkan dan direbus bersamaan dengan daging kelapa.
                      Air direbus hingga berubah warna memerah menyerupai warna darah, lantas diminum
                                  118
                      selagi hangat.  Dengan demikian, masyarakat Magelang  punya  ikatan  emosional
                      dengan buah gading untuk kepentingan kesehatan maupun religi, hingga terekam
                      dalam identitas kampung.


                      Periode 1960-an sebagian masyarakat Kampung Karanggading telah meninggalkan
                      mata pokok pencaharian dunia pertanian.  Selepas jagad agraris beranjak ditinggalkan,
                                                         119
                      dibangun tempat pembuatan bata merah dan terdapat tungku untuk membakar lempung.
                      Lambat laun  mereka terkendala  dalam  produksi tanah  liat. Kampung  mengalami
                      perubahan sosial. Seiring perkembangan zaman, Kampung Karanggading  menjadi
                      daerah sub-urban. Banyak perumahan dibangun di Karanggading, dan ditinggali oleh
                      masyarakat pendatang.

                      Kampung Karanggading di masa silam terdapat rumah joglo. Bangunan berbahan kayu


                      117    http://hindualukta.blogspot.co.id/2015/11/makna-filosofi-kelapa-gading-dalam-hindu.html
                      diakses 16 Maret 2018.

                      118   http://www.pituturtulis.com/2015/09/khasiat-utama-air-kelapa-gading.html  diakses  18  Maret
                      2018.
                      119  Wawancara dengan Bapak Bowo (7 Maret 2018. Jam 16.10 sd 16.36).
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187