Page 47 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 47

Usai mendapat ilmu pola pertanian lestari, ia
               Terdengar suara  gemericik  air  yang turun
               dari selokan Kalibawang ke sawah-sawah.         mengetahui bibit padi yang baik dari benih
                                                               lokal. Dan untuk mendapatkannya tak perlu
               Ia sempat bekerja sebagai guru di Surabaya  membeli,  tetapi  bisa menggunakan bibit
               dan pulang pada 2008. Kemudian  ia  lokal petani lain secara bergantian.
               membantu ayahnya mengelola sawah tadah
               hujan.                                          “Misalnya  aku  punya bibit  Rojolele,  ada
                                                               petani lain minta. Ibaratnya nitip bibit. Nanti
               Waktu itu, tanah milik desa masih banyak  kalau  aku  butuh,  gantian  minta.  Sesama
               yang disewakan untuk ditanami tebu. Usai  petani begitu,” jelas Tuti.
               kontrak  tak  diperpanjang, tanah desa  itu
               disewakan kepada warga sejak 2010.              Penggunaan bibit padi lokal adalah salah satu
                                                               ciri pertanian lestari. Selain Rojolele, ia juga
               Atas kesepakatan suaminya, Tuti menyewa  mencoba  untuk  menanam  Pandanwangi,
               tanah bersama  bapaknya. Semula,  harga  Mentik  Susu,  beras  merah,  beras  hitam.
               sewa Rp1,5 juta per 1.000 meter persegi  Awal berpindah ke pertanian lestari, produk
               per tahun dan dua tahun lalu naik menjadi  beras  yang dihasilkan tak sebanyak saat
               Rp1,75 juta. Tuti kini menggarap lebih dari  menanam padi hibrida. Tuti bisa memanen 7
               2.000 meter persegi.                            kuintal padi hibrida, tetapi padi lokal hanya
                                                               5 kuintal.
               Mengembalikan lahan bekas perkebunan tebu
               menjadi lahan sawah tak hanya butuh tenaga,  “Kalau orang nggak punya niat kuat (pindah
               tapi juga tekad besar. Lahannya kering, sisa-sisa  ke pertanian lestari),  mungkin  males.  Kan
               batang dan akar tebu susah dicabut. Juga harus  hasilnya jauh banget,” aku Tuti.
               membersihkan  hamparan  bebatuan  bekas         Produksi rendah karena lahan sawah rusak.
               akses jalan bagi truk pengangkut tebu. Alhasil   Pupuk  kimia  yang  sempat digunakan  juga
               ada seorang penyewa yang angkat tangan dan      merusak  nutrisi  dalam tanah sehingga
               menyerahkan  tanahnya  kepada  Tuti  untuk      membuat       tanah     mengeras.      Untuk
               digarap.
                                                               menggemburkannya dengan cara dipupuk
               Tuti juga menyewa lahan yang masih penuh  kimia  lagi, lalu  mengeras lagi.  Akibatnya,
               semak belukar dan duri, tak jauh dari sungai.  lahannya bergantung dengan pupuk itu.
               Setidaknya butuh  waktu  satu  bulan  untuk
               membersihkan  semua  lahan  itu  dengan         “Butuh  dua tahun  untuk  memulihkan
               bantuan dua pekerja.                            kesuburan tanah,” kata Tuti.
                                                               Untuk  memulihkan  kesuburan  tanah,  Tuti
               Lantaran mengolah tanah desa dan                bersama suami dan anaknya mengusung
               menjadi  anggota  kelompok  tani,  Tuti  ikut   berkarung-karung  pupuk kandang untuk
               mendapat  bantuan  pupuk  dan  bibit  padi      pupuk  dasar. Ia membuatnya dari kotoran
               dari pemerintah. Ia sempat sekali menanam       ayam, kambing, dan sapi yang diternaknya.
               bibit itu dalam satu musim tanam.
                                                               Usai panen, apabila jeraminya tidak diambil
               “Awalnya  Ciherang, terus IR  64.  Kami
               menyebutnya  padi  hibrida.  Waktu  itu  ya     untuk  pakan ternak, ia cukup  memotong
               kami  terima  aja  lah,  ikut,”  aku  Tuti  yang   dan merobohkannya. Lalu diinjak hingga
               sempat .                                        terendam dan membusuk dalam lahan
                                                               sawah. Jadilah pupuk.



                                        Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim             47
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52