Page 72 - ASPPUK_FellowshipJurnalistik
P. 72
juga membuat produk turunan, seperti baju, Timur, Nusa Tenggara Barat.
selendang, taplak meja, dan tas. Satu helai
kain biasanya dikerjakan selama dua minggu Program ini berupaya mengajak masyarakat
sampai satu bulan. untuk mendorong fesyen ramah lingkungan
lewat Usaha Mikro Kecil dan Menengah
“Penjualan biasanya lewat galeri yang (UMKM) di daerah. Demikian disampaikan
kami miliki dan ada juga via online melalui Yuliarni Koordinator ASPPUK NTB saat
berbagai platform. diwawancarai awal Mei 2024.
Pembeli kebanyakan wisatawan yang Selain itu, penenun diberikan pelatihan
kebetulan dibawa tour guide ke desa yang untuk mempelajari desain. Pelatihan
berada 10 Km dari Bandara Internasional dilakukan agar penenun tidak hanya
Zainuddin Abdul Majid Praya Barat menenun saja, tetapi mampu menambah
tersebut,” ujarnya. nilai jual kain tenunnya.
Penghasilan pengrajin tenun sambungnya Pelatihan desain ni dilakukan dengan
belum sepenuhnya pulih pasca Covid 19. mengundang desainer dari Jakarta, Yurita
“Saat Covid kami berhenti beroperasi, semua Puji. Tujuannya untuk mengajarkan penenun
aktivitas lumpuh. Tidak ada wisatawan dan tentang motif tenun serta desain tenunan.
perekonomian yang terpuruk sebabkan
pesanan menurun drastis,” terangnya. Ia tak memungkiri bahan baku tenun dari
pewarna alam kedepan akan berdampak
Pelan namun pasti, UMKM tenun di Desa daripada perubahan iklim. “Kami sudah
Batujai ini mulai bangkit dan menggeliat berikan informasi dan pendampingan
kembali. kepada kelompok perempuan usaha kecil
yang berpotensi terdampak perubahan
Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha iklim seperti cuaca ekstrem, rob dan banjir,”
Kecil Mikro (ASPPUK) wilayah NTB ucap Yuliarni saat dikonfirmasi Senin
membantu pendampingan dan pemasaran (13/5/2024).
sebagai upaya memperkenalkan tenun
pewarna alami. Hal itu agar perempuan mampu bertahan
mengelola usaha dan beradaptasi dengan
“Saat awal didampingi ASPPUK kami perubahan iklim dan apa langkah serta
dibantu pemasaran produk. Bahkan banyak strategi ke depan.
pelatihan. Sekarang pasca program selesai,
kami harus mandiri dan bertahan dengan “ASPPUK NTB juga aktif kampanye isu
beragam inovasi,” pungkasnya. perubahan iklim dengan multi stakeholder.
Beragam pelatihan yang digelar pemerintah
Pengembangan kain tenun pewarna alami juga selalu kami ikuti,” kata Yuliarni.
sebagai pelestari tradisi dan meningkatkan
ekonomi penenun perempuan usaha kecil Selain pendampingan, informasi selalu
dalam memajukan ekonomi perempuan dibagikan. Mereka juga yang terdampak
digrassroots dilakukan melalui pengembangan langsung mencoba lakukan diversifikasi
usaha pelestari tenun tradisional pewarna usaha.
alam.
“Perempuan usaha kecil (PUK) dampingan
Program ini mulai berjalan sejak tahun 2016 kami ada di Loteng 3.000 orang, Lotim
di wilayah Lombok Tengah dan Lombok ada 600 orang, KLU ada 50, Mataram dan
72 Fellowship Jurnalistik Perempuan, Bisnis Berkelanjutan dan Perubahan Iklim