Page 11 - e-modul bab 5 PAI
P. 11
9) Memunculkan fitnah. Bila berduaan di dalam rumah bisa
digrebek warga.
10) Hilangnya kerawanan dan keperjakaan bila tidak mampu
mengendalikan nafsu.
11) Menimbulkan aib bagi keluarga bila sampai terjadi hamil di luar
nikah.
12) Menunda pernikahan karena keasyikan berpacaran.
13) Menimbulkan efek sakit hati, bahkan bunuh diri apabila
“putus” cinta.
14) Membatasi pergaulan dan wawasan karena dilarang pacar.
15) Terjadi kekerasan dalam pacaran (KDP), baik fisik maupun
psikis.
16) Menyebabkan konflik dengan orang tua bila hbungan tersebut
tidak disetujui.
17) Mengganggu kuliah atau studi, tidak selesai tepat waktu,
bahkan drop out.
Beragam kerugian pacaran di atas tidak selalu terjadi pada
setiap pelaku pacaran, tergantung pada gaya pacaran mereka.
Meskipun begitu, sejumlah kerugian hampir pasti dialami oleh pelaku
pacaran, yakni: pengeluaran bertambah, beternak dosa, sakit hati
karena cemburu, dan mengurangi waktu berkarya.
Ditinjau dari sudut pandang ajaran Islam, aktivitas pacaran pra
nikah dengan beragam gayanya adalah haram alias tidak bisa
dibenarkan. Apapun bentuk gaya pacarannya, bila dilakukan sebelum
menikah hukumnya tetap terlarang. Kecuali, bila pacaran pra nikah
tersebut tidak melanggar aturan agama terkait hubungan laki-laki
dengan perempuan non mahram. Aturan tersebut antara lain:
1) Larangan mendekati zina (QS. Al-Isra’: 32):
ِ
ِ
ِ
ْ
َ
ً
ًَ َ َ َ
ُ َ
ء ش ف ن ه إ ا اوُبَرقَت
َ
َ َ َ َ
“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
2) Larangan berduaan di tempat sunyi [berkhalwat].
ٍ
ِ
ِ ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ٍ ِ
ِ
ن ف م ذ َ ةَأ ن ُ ف خ ا م ْ ا ؤ ن
َْ ُ
ْ
ْ َ َ
ْ
َْ َ َ
َ
ْ َْ
ُ ُ
َ ْ َََ
َ
ْ َ
َ
َْ َ
َ
ِ
ن َ ط ش ا َ ث
ُ
َ َُ
ْ
10