Page 9 - e-modul bab 5 PAI
P. 9
tangga. Metode yang jelas halal adalah ta‟aruf. Adapun pacaran tidak
perlu dipilih karena jelas haram menurut Islam. Adapun bila memilih
metode yang lain, hendaknya berhati-hati agar tidak melanggar
aturan agama.
C. Menjaga ‘Iffah (Kesucian Diri) Dengan Tidak Pacaran
Dan Tidak Berzina
1. Katakan “Tidak” pada Pacaran
Menurut KBBI (Edisi Ketiga, 2002), pacar adalah kekasih atau
teman (lawan jenis) yang tetap dan mempunyai hubungan ber-
dasarkan cinta-kasih. Adapun berpacaran adalah bercintaan; (atau)
berkasih-kasihan (dengan sang pacar).” Sedangkan Duvall dan Miller
(1985) menyebutkan bahwa pacaran adalah suatu aktivitas yang
dilakukan untuk menemukan dan mendapatkan pasangan dari lawan
jenis yang disukai, yang dirasakan nyaman, dan dapat mereka nikahi
(Ariyanto: 2008,3). Terkait dengan definisi pacaran, penulis memiliki
pendapat yang berbeda. Pacaran dalam pandangan penulis adalah
aktivitas cinta kasih yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
tanpa ikatan pernikahan. Definisi inilah yang dipergunakan dalam
tulisan ini.
Dalam rangka memberikan penilaian yang obyektif tentang
pacaran, perlu dibahas terlebih dulu keuntungan dan kerugian
pacaran. Berikut ini adalah sejumlah keuntungan dan kerugian
pacaran menurut hasil diskusi di situs internet (http://ada-
akbar.com/2011), wawancara dengan mahasiswa UM pada tahun
2011 dan 2012, dan pendapat Wijayanto (2003:26).
a. Keuntungan pacaran
1) Belajar mengenal karakter lawan jenis.
2) Mendapatkan perhatian lebih dari orang lain, yakni pacar.
3) Mudah menemukan tempat menyampaikan keluhan, unek-
unek, atau curhat berbagai permasalahan yang dihadapi kepada
pacar.
4) Memiliki tempat berbagi di saat suka maupun duka.
5) Tidak kesepian karena ada yang setia menemani kapanpun dan
di manapun.
6) Ada yang mentraktir makan, minum, pulsa, dan sebagainya.
7) Antar-jemput atau ojek gratis.
8) Sarana mencari pendamping hidup agar mengenal dia dan tidak
salah pilih.
8