Page 14 - PROFESI EDISI 1 TAHUN 2023
P. 14
Menuju Sikap Pro-Eksistensi dalam Keberagaman
Oleh: Donatus Donikoli
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Tengah
Email : donikoli0597@gmail.com
ABSTRAK
Intoleransi dan gejolak anti-keberagaman meninggalkan preseden mencemaskan bagi demokrasi
dan ruang hidup plural masyarakat modern dewasa ini. Dalam artikel ini, penulis hendak menunjukkan
sebuah resolusi bersama bertajuk pro-eksistensi yang perlu dikedepankan guna mewujudkan hidup yang
aman, damai, tentram, dan berkeadilan dalam ruang hidup yang plural. Masyarakat dalam ruang publik
yang berisi pluralitas tidak cukup apabila hanya bernaung dalam sikap ko-eksistensi. Agenda dan sikap
yang perlu didorong adalah pro-eksistensi. Berbeda dengan paradigma ko-eksistensi, paham, dan sikap
pro-eksistensi mampu sampai pada tahap di mana komunitas-komunitas partikular tidak hanya berada
bagi diri mereka sendiri (inward looking), tetapi mampu menghadirkan relevansi positif bagi sesamanya.
Kata Kunci: Keberagaman, Pro-eksistensi, Toleransi
I. PENDAHULUAN sangat menodai toleransi antar-umat beragama
sekaligus merupakan penghinaan keji terhadap
unia internasional hari-hari ini boleh Kitab Suci dan umat Islam. Flashback ke tahun
Ddibilang sedang tidak baik-baik 2019, memoria pasionis seputar Islamofobia
saja. Baru-baru ini, perayaan Festival Imlek di sempat mengemuka dalam aksi penembakan
Monterey Park, California, Amerika Serikat pada brutal yang menewaskan 50-an umat muslim di
Sabtu, 21 Januari diwarnai aksi penembakan Christchurch, Selandia Baru. Brenton Tarrant,
brutal. Terdapat 10 orang yang dilaporkan tewas aktor di penembakan bahkan mengakomodir
dalam peristiwa naas tersebut. Dari Swedia, publik justifikasi rasional tindakan barbarismenya lewat
internasional dikejutkan oleh aksi pembakaran sebuah dokumen berjudul the great replacement
salinan Al-Quran oleh Rasmus Paludan, pemimpin (Doni Koli, 2019.
partai politik sayap kanan Swedia-Denmark.
Peristiwa pembakaran salinan Al-Qur’an -yang Intoleransi dan gejolak anti-keberagaman,
disinyalir mendapat izin dari pihak kepolisian termasuk Islamofobia meninggalkan preseden
Swedia, merupakan ungkapan protes Paludan mencemaskan bagi demokrasi dan ruang hidup
terhadap upaya Presiden Turki, Tayyip Erdogan plural masyarakat modern dewasa ini. Berkaca
untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di pada modus kasus di atas, isi pikiran dan refleksi
Swedia. Aksi pembakaran tersebut terjadi dalam kita sepertinya digiring menuju titik nadir tatkala
masa demonstrasi anti-Turki di Stockholm dan sebuah tindakan kriminologi dilancarkan dengan
upaya Swedia untuk bergabung dengan Nato (Bdk. berbasis pada instrumen pembenaran tertentu. Un-
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/ tuk itu, diperlukan resolusi bersama untuk mewu-
jatim/berita/d-6529327/indonesia-kecam-keras- judkan hidup yang aman, damai, tentram dan
pembakaran-al-quran-di-swedia/amp).Reaksi berkeadilan dalam ruang hidup yang plural. Ma-
publik internasional pun bermunculan. Indonesia syarakat dalam ruang publik yang berisi pluralitas
dan beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, tidak cukup apabila hanya bernaung dalam sikap
Yordania, Kuwait, dan Turki mengecam keras ko-eksistensi. Agenda dan sikap yang perlu dido-
aksi tersebut. Perangai Islamofobia Paludan rong adalah pro-eksistensi.
14 ISSN 2085-8639 Profesi-Edisi 1, Th.18 Juli 2023
ISSN 2085-8639
ISSN 2085-8639