Page 11 - Sinar Tani Edisi 4031
P. 11
A GRI W A C ANA Edisi 20 - 26 Maret 2024 | No. 4031 Tahun LIV 11
Harga Bahan
Oleh:
Pangan Meningkat. Memed
Siapa yang Menangis? Gunawan
arga beras, jagung, bawang dan
cabe meningkat atau turun, selalu
ada yang menangis. Konsumen
atau petani. Adalah pemerintah
yang menjaganya agar semuanya
Htersenyum. Bisakah?
Sejak awal tahun ini harga beras, jagung,
bawang dan cabe meningkat signifikan.
Dikabarkan harga beras kualitas medium
mencapai kisaran Rp 15 ribu per kg, jagung
harganya naik mengakibatkan harga telur
dan daging ayam juga mengikuti. Harga telur
mencapai Rp 32 ribu dari sebelumnya Rp 21 ribu
per kg. Harga cabe menggila meningkat sampai
dua kali lipat dan harga bawang naik 80 persen.
Ketika panen jagung tiba, petani di Luwu
Strategi Mitigasi Emisi GRK mengeluh karena harga jagung anjlok menjadi Rp
2800 dari sebelumnya sekitar Rp 7-8 ribu per kg.
Sektor Peternakan Harga naik atau turun selalu ada yang menangis.
Upaya pemerintah menstabilkan harga sudah
dilakukan secara formal sejak berdirinya Bulog.
(Bagian 1) Kali ini penyebab kenaikan harga memang
istimewa. Tidak hanya akibat perang Rusia-
Ukraina, tetapi juga akibat penurunan produksi
Oleh: drh. Pudjiatmoko, Ph.D di beberapa sentra produksi, lokal maupun global
akibat El Nino panjang pada tahun sebelumnya.
roduk dan jasa peternakan memegang mitigasi untuk mengurangi emisi GRK peternakan. Kenaikan harga bahan pangan di Cina hanya
peranan penting bagi kemaslahatan Intensitas emisi peternakan sangat bervariasi 3,2 persen pada tahun 2022, kemudian turun
manusia. Peternakan menyediakan antara sistem produksi di suatu wilayah. Potensi jadi -3 persen tahun 2023 dan -0,9 persen pada
33% protein global dan 17% kalori global mitigasinya terletak pada kesenjangan antara Januari 2024. Sedangkan India, yang sama-
yang dikonsumsi manusia. Produksi teknik pengelolaan yang menghasilkan intensitas sama berpenduduk besar mencatat inflasi
Ppeternakan menghasilkan hampir 40% emisi terendah dan tertinggi. harga pangan cukup tinggi akibat perubahan
produk domestik bruto pertanian global. Para peneliti memperkirakan, emisi dari sektor cuaca dan kenaikan harga bahan bakar pada
Sektor peternakan ini menciptakan peluang peternakan dapat dikurangi sebesar 30%. Syaratnya tahun 2023. Inflasi harga pangan tercatat 11,5
kerja yang besar bagi masyarakat di pedesaan. jika produsen harus menggunakan sistem, di persen pada bulan Juli 2023 dibanding tahun
Selain itu, peternakan merupakan penyedia utama wilayah, dengan iklim tertentu mengadopsi praktik sebelumnya. Harga bawang meningkat dari 30
pangan untuk keamanan nutrisi, sekaligus sebagai yang diterapkan oleh 10% produsen teratas dengan rupees menjadi 180 rupees per kg.
sumber mata pencaharian dan pendapatan intensitas emisi terendah. Terdapat tindakan Pada bulan Oktober 2023, tingkat inflasi bahan
penduduk negara berkembang. mitigasi untuk mengurangi emisi GRK peternakan. makanan di Uni Eropa, mencapai 7,59 persen
Laju pertumbuhan populasi dan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
pendapatan penduduk menimbulkan permintaan Pengelolaan Sumber Daya Lahan
produk peternakan berkembang pesat. Saat yang Mitigasi peternakan yang substansial terletak Bagaimana di Indonesia?
sama, produksi peternakan menghadapi tekanan pada pengelolaan peternakan dan penggunaan Kenaikan harga beberapa bahan pangan di
perubahan iklim, seperti peningkatan suhu, pola lahan. Thornton dkk. (2010) memperkirakan bahwa Indonesia mendapat komentar berbeda dari
curah hujan lebih bervariasi, kondisi ekstrem lebih potensi mitigasi maksimum dari pengelolaan beberapa pihak. Sebagian prihatin dengan
sering terjadi, dan peningkatan konsentrasi karbon ternak dan padang rumput sekitar 7% dari potensi kejadian ini, sementara ada yang menganggap
dioksida di udara. mitigasi peternakan global hingga tahun 2030. ‘jamak’ karena membuat petani tersenyum.
Perubahan tersebut sangat berdampak pada Strategi yang dapat dilakukan adalah penerapan Benarkah petani memperoleh durian runtuh
kinerja peternakan di banyak wilayah. Prediksi padang rumput yang lebih baik, intensifikasi ketika harga hasil pertanian meningkat?
secara luas mengindikasikan dampak negatif pola makan ternak, perubahan bibit ternak, Petani umumnya menjual hasil pada saat
semakin besar. Sementara itu, peternakan secara pengurangan tingkat penebaran, dan menurunkan panen ketika harga mendekati titik terendah.
langsung merupakan sumber gas metana dan intensitas penggembalaan. Pedaganglah yang memperoleh durian runtuh
dinitrogen oksida. Secara tidak langsung menjadi Havlik dkk. (2014) menunjukkan bahwa tersebut. Saat harga tinggi boleh jadi petani adalah
sumber gas dan karbon melalui penggunaan lahan pengurangan emisi yang signifikan dapat dicapai pembeli. Lihatlah harga jagung yang mencapai
dan produksi pakan. melalui perubahan ke sistem peternakan yang Rp 7-8 ribu per kg sehingga membuat harga
Pada tingkat global, kontribusi emisi peternakan lebih efisien dan tidak memerlukan banyak lahan. produk pangan terkait seperti telur dan daging
diperkirakan mencapai 14,5% dari total emisi Kebijakan mitigasi yang menargetkan emisi terkait ayam naik. Sementara saat panen harganya turun
antropogenik. Emisi antropogenik merupakan perubahan penggunaan lahan adalah 5–10 kali sampai Rp 2800 per kg. Beberapa pemerintah
emisi yang diakibatkan aktivitas manusia, yaitu lebih efisien dibandingkan kebijakan yang hanya daerah berinisiasi menampung produk petani
gas emisi yang berasal dari usaha peternakan, menargetkan emisi dari peternakan. setempat untuk menstabilkan harga.
pertanian, alat transportasi, alat industri dan Kategori mitigasi tentang penggunaan lahan Indonesia berpenduduk besar, petaninya
pembakaran hutan. lainnya terkait penyerapan karbon, terutama berlahan sempit dan tersebar di ribuan kepulauan.
Pada saat ini terdapat interaksi antara per ubahan berhubungan dengan produksi pangan asal Tidak mudah mengelola stok dan distribusi
iklim yang sedang berlangsung dan tuntutan tanaman. Tindakan penyerapan karbon mencakup sementara pengolahan di sektor hilir masih
peningkatan produksi peternakan. Ini men j adi penggunaan pengolahan tanah konservasi, terkendala. Petani berlahan kecil itu jika harga
tantangan bagaimana meningkatkan produksi pemilihan tanaman dengan hasil lebih produktif, produknya terlalu rendah akan mengakibatkan
sekaligus menurunkan dampak iklim. Termasuk pengurangan deforestasi, konversi lahan pertanian penghasilan mereka jauh dari memadai.
menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). menjadi padang rumput, dan perbaikan spesies Kita berharap ada kebijakan pemerintah yang
Untuk mengatasi tantangan tersebut diperlukan rumput. efektif. (ini pasti sesuatu yang tidak mudah).
pemahaman mengenai dampak perubahan iklim Penulis adalah Medik Veteriner Ahli Utama Selamat Melaksanakan Ibadah Ramadhan kepada
terhadap produksi peternakan, serta dampak Direktorat Jenderal Peternakan yang melaksanakannya.
dari tindakan mitigasi. Terdapat langkah-langkah dan Kesehatan Hewan