Page 25 - PETUALANGAN JINGGA DAN DIGI
P. 25

“Digi, ayo ikuti aku, kau akan merasakan apa yang kurasakan,”
            ajak Jingga dengan semangat.
                 “Memangnya  apa  yang  kau  rasakan?”  tanya  Digi  sambil
            mengerutkan keningnya.
                 “Ayo ikuti saja gerakanku!” ajak Jingga makin semangat.
                 Digi pun mengiyakan ajakkan temannya, Jingga yang semangat
            akhirnya  mengajarkannya  dengan  perlahan  bagaimana  ritual  pagi
            yang sering ia lakukan.
                 “Oke  sekarang,  kau  lakukan  berkali-kali  dan  perlahan-lahan
            sesuai arahanku ya!”
                 “Hmmmmm,” mengiyakan perintah Jingga.

                 Akhirnya mereka berdua melakukan ritual pagi bersama-sama.
                 “Apa yang kau rasakan Gi?”
                 “Hmmm.. tidak ada.”
                 “Coba  kau  resapi  udara  sejuk  ini,  lalu  kau  buka  pelan-pelan
            matamu.”
                 Digi  mengikuti  arahan  Jingga  dan  membuka  matanya  secara
            perlahan.
                 “AAAAAA,” teriak Digi sambil terperanjat melihat belalang
            besar yang tepat berada di depan wajahnya.
                 “HA HA HA,” Jingga tertawa melihat temannya kaget.

                 “Hei Lepaskan itu, kau tau aku geli dengan Belalang.”
                 “Baik-baik,” melepaskan belalang raksasa yang ada di
            tangannya.
                 “Jujur padaku Jingga, ritual apa yang kau lakukan setiap pagi?
            akhir-akhir ini kau sedikit aneh,” tanya Digi dengan serius.
                 “Baiklah aku akan ceritakan, kenapa aku seperti ini.”
                 Digi siap mendengarkan alas an Jingga aneh akhir-akhir ini.

                 “Kau tau kan Bu Nur yang ada di sekolah kita?”
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30