Page 20 - PETUALANGAN JINGGA DAN DIGI
P. 20

“Karena  Iblis  sombong  merasa  paling  baik  ibadahnya  dan  iri
            melihat  Nabi  Adam  yang  hanya  dari  tanah  Allah  jadikan  makhluk
            paling mulia,” jawab Jingga.
                 “Subhanallah, anak Ibu ini memang hebat!” puji Ibu.
                 “Sifat  sombong  ini  dapat  mencelakakan  manusia  juga.  Maka
            dari itu, jika ada orang yang lebih dari kita. Kita  harus bersyukur.
            Mungkin dia akan berbagi kelebihannya kepada kita, sehingga kita
            bisa lebih baik lagi,” nasihat Ibu kepada Jingga.

                 Tiba-tiba…
                 Tok… tok… tok… Suara pintu diketuk dari luar.
                 “Tuh, ada tamu. Sepertinya itu Tante Mala deh,” kata Ibu.

                 “Tante Mala yang suka bikin kue di blok belakang bukan, Bu?”
            tanya Jingga.

                 “Iya. Ibu pesan ‘cheese cake’ kesukaan kamu,” jawab Ibu.
                 “Yeah, asiiik…!” seru Jingga.
                 Tolong bukakan pintunya ya, Sayang!” kata Ibu.
                 “Oke, Bu,” jawab Jingga.

                 Jingga bergegas memakai kerudungnya lagi dan berlari ke arah
            pintu sambil berteriak, “Tunggu sebentar!”

                 Pintu pun dibukanya dan…
                 “Qari…?!” Jingga kaget dan terheran orang yang sedang
            dibicarakan sekarang ada di depannya.
                 “Hai, Jingga! Ternyata ini rumah kamu?” Qari pun terkejut tak
            menyangka rumah yang ditujunya adalah rumah Jingga.
                 “Iya. Memangnya rumah kamu di mana, Qari?” tanya Jingga
            masih terheran-heran.
                 “Aku tinggal bersama tante aku. Rumahnya dua belokan kalau
            dari sini,” jawab Qari.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25