Page 12 - Kisah Abu Nawas 1001 Malam
P. 12
Pada suatu hari ketika ayahnya sakit parah dan hendak
meninggal dunia ia panggii Abu Nawas untuk menghadap. Abu
Nawas pun datang mendapati bapaknya yang sudah lemah
lunglai.
Berkata bapaknya,” Hai anakku, aku sudah hampir mati.
Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku.”
Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir
bapaknya. la cium telinga kanan bapaknya, ternyata berbau
harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk.
"Bagamaina anakku? Sudah kau cium?"
"Benar Bapak!"
"Ceritakankan dengan sejujurnya, baunya kedua
telingaku int.”
"Aduh Pak, sungguh mengherankan, telinga Bapak yang
sebelah kanan berbau harum sekali. Tapi... yang sebelah kiri kok
baunya amat busuk?"
"Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa
terjadi begini?"
"Wahai bapakku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini.”
Berkata Syeikh Maulana "Pada suatu hari datang dua
orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku
dengarkan k eluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak
suaka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah resiko menjadi
Kadi (Penghulu). Jia kelak kau suka menjadi Kadi maka kau
akan mengalami hai yang sama, namun jika kau tidak suka
menjadi Kadi maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau
tidak dipilih sebagai Kadi oleh Sultan Harun Al Rasyid. Tapi tak
bisa tidak Sultan Harun Al Rasyid pastilah tetap memilihmu
sebagai Kadi.”
11
aDef Abu Nawas Sang Penggeli Hati