Page 90 - Kisah Abu Nawas 1001 Malam
P. 90

"Bagaimana  kalau  kita  mengadakan  perjanjian.”    kata
             Pendeta kepada Abu Nawas.

                    "Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.

                    "Kita adakan lomba. Barangsiapa di antara kita bermimpi
             paling  indah  maka  ia  akan  mendapat  bagian  yang  terbanyak
             yang  kedua  lebih  sedikit  dan  yang  terburuk  akan  mendapat
             paling sedikit.”  Pendeta itu menjelaskan.

                    Abu Nawas setuju. la tidak memberi komentar apa-apa.

                    IVfalam  semakin  larut.  Embun  mulai  turun  ke  bumi.
             Pendeta dan Ahli Yoga mengantuk dan tidur. Abu Nawas tidak
             bisa  tidur.  la  hanya  berpura-pura  tidur.  Setelah  merasa  yakin
             kawan-kawannya  sudah  terlelap  Abu  Nawas  menghampiri
             makanan  itu.  Tanpa  berpikir  dua  kali  Abu  Nawas  memakan
             habis  makanan  itu  hinggatidak  tersisa  sedikit  pun.  Setelah
             merasa kekenyangan Abu Nawas baru bisa tidur.

                    Keesokan  hari  mereka  bangun  hampir  bersamaan.  Ahli
             Yoga dengan wajah berseri-seri bercerita,

                    "Tadi  malam  aku  bermimpi  memasuki  sebuah  taman
             yang  mirip  sekali  dengan  Nirvana.  Aku  merasakan  kenikmatan
             yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini.”

                    Pendeta  mengatakan  bahwa  mimpi  Ahli  Yoga  benar-
             benar  menakjubkan.  Betulbetul  luar  biasa.  Kemudian  giliran
             Pendeta menceritakan mimpinya.

                    "Aku  seolah-olah  menembus  ruang  dan  waktu.  Dan
             temyata  memang  benar.  Aku  secara  tidak  sengaja  berhasil
             menyusup  ke  masa  silam  dimana pendiri agamaku  hidup.  Aku
             bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah
             aku diberkatinya.”




                                          89
     aDef                                               Abu Nawas Sang Penggeli Hati
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95