Page 117 - just duit_Spread
P. 117

produktivitas  mereka  ditingkatkan,  mereka mulai  berdalih  dan  balik
        menuntut  bahwa  penghasilan  Rp.lOOX  seperti  yang  mereka  terima
        sekarang  adalah  untuk  output  10X,  jadi  kalau  perusahaan  meminta
        output  mereka  menjadi  13X,  sudah  sewajarnya  jika  penghasilan
        mereka  pun  di-naikkan  menjadi  Rp.l20X,  misalnya.
           Itulah  praktek  yang  sering  kita  lihat  di  dunia  bisnis  yang  men-
        jengkelkan.  Jika pihak perusahaan  tetap  menuntut produktivitas  tan-
        pa  memperdulikan  permintaan  karyawan  model  di  atas  (mungkin
        ditambah  dengan  ancaman  PHK   bagi  yang  menolak),  maka  akan
        terjadi  friksi,  yang  jika  diprovokasi  bisa  menimbulkan  aksi  demo,
        mogok  kerja,  bahkan  tindakan  anarkis.
           Sebaliknya, jika tuntutan karyawan di  atas  dipenuhi—penghasilan
        tetapnya  dinaikkan  dengan  harapan  produktivitasnya  juga  naik—
        hal  semacam  itu  hanya  akan  berlangsung  sementara.  Pada  waktu
        penghasilan mereka naik, mereka bergairah untuk bekerja lebih keras
        dan  berproduksi  lebih  banyak,  namun  jika  "euphoria"  tersebut  se-
        lesai,  dan  mereka  telah  merasa  "normal"  kembali,  maka  kenaikkan
        penghasilan  yang  telah  mereka  terima  tidak  lagi  menjadi  motivator
        produktivitas,  melainkan  hal wajar  yang  menjadi  hak  mereka  (tanpa
         mengingat  tanggung jawab  yang  melekat  pada  hak  tersebut);  demi-
        kianlah  seterusnya.
           Sedangkan  dengan  menggunakan sistem  kompensasi  meritokratis,
         perusahaan  bukan  hanya  merangsang  motivasi  untuk  berprestasi,
         melainkan juga menyangga tingkat produktivitas  ke  level  yang  diha-
         rapkan,  dengan  uang  dan  sistem  penghargaan  sebagai  motivatornya.
         Dengan  pengeluaran  nilai  uang  yang  sama,  perusahaan  akan  men-
         dapatkan  produktivitas  yang  lebih  tinggi,  dibandingkan  dengan
         sistem  fixed  income.  Dan  dengan  penambahan  pengeluaran  variabel,
         perusahaan  akan  dengan  segera  dan  pasti,  mendapatkan  tambahan
         produktivitas  variabel  dari  pekerjanya.
            Contoh:  Jika  contoh  sebelumnya  pekerja  mendapat  penghasilan
         tetap Rp. 1OOX dengan  output 1 OX,  maka dengan sistem kompensasi
         meritokratis,  metodenya  adalah  sebagai  berikut:
            Gaji  tetap/pokok  adalah  Rp.60,-
            Tunjangan  harian  (makan,  transportasi)  adalah  Rp.20,-


                                       101
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122