Page 235 - Seni_Teater_BG_KLS_IV_Rev
P. 235

Melihat Tikus sedang asyik melahap roti yang kotor dan makanan sisa,
                        Kancil terheran-heran dan sedikit jijik melihatnya. Dipandangi terus Tikus
                        yang sedang makan dan sepertinya tidak menyadari kehadiran Kancil.

                                                                        Akhirnya,       Kancil      dengan

                                                                    sombongnya berkata, “Hai, Tikus!
                                                                    Apa yang kamu makan itu, kok
                                                                    kotor sekali?” tanya Kancil dengan
                                                                    sombongnya.

                                                                        “Aku makan sisa potongan roti

                                                                    di tempat sampah itu,” jawab Tikus
                                                                    sambil menunjuk tempat sampah
                                                                    yang ada di pojokan rimbunan
                                                                    pepohonan.

                                                                        “Apa? Kamu mencari makan di

                                                                    tempat sampah dan memakannya?
                                                                    Itu kotor, banyak penyakit, dan
                        berbahaya. Dasar kamu hewan yang tidak bisa menjaga kebersihan!”
                        ungkap Kancil dengan ketusnya.

                            “Perutku lapar, sudah dua hari tidak makan. Jadi, ya aku mencarinya di

                        tempat sampah,” jawab Tikus dengan suara yang lemas karena kelaparan.
                            Kancil pun tertawa, “Hahaaaa….! Kasihan sekali nasib kamu, Tikus. Sudah

                        tinggalnya di tempat yang kotor, makanannya dari sisa-sisa pula.”

                             Tikus hanya terdiam meskipun hatinya sangat sedih mendengar apa
                        yang dikatakan Kancil. Dia pun terus saja memakan sisa roti yang ada di
                        tangannya, tanpa menghiraukan apa yang dikatakan Kancil.

                            Melihat tingkah Tikus yang terus makan dengan lahapnya, Kancil pun
                        semakin marah karena merasa ucapannya tidak dihiraukan oleh Tikus.

                            “Haiii... binatang yang jorok! Sudah dikasih tahu tidak boleh makan dari

                        tempat sampah, masih saja terus makan!”

                            Tikus hanya menoleh sambil melanjutkan megunyah makanannya.
                            Kancil menjadi sangat marah karena ucapannya tetap tidak dihiraukan

                        sang Tikus.








                                                                                      a

                                                                                                             3
                                                                                        F
                                                                                      t
                                                                                  C

                                                                                 i
                                                                                     i
                                                                                    r
                                                                                   e
                                                                                               n

                                                                                                 L

                                                                                            l
                                                                                             da
                                                                                                  e
                                                                                                            2
                                                                                          be
                                                                                         a
                                                                                                   ge
                                                                                                     n
                                                                                                             2
                                                                 B


                                                                    m
                                                                   r
                                                                  e
                                                           a
                                                          B
                                                          Bab III  Bermain Peran dari Cerita Fabel dan Legendada    223
                                                               I
                                                               I
                                                            b I
                                                                             n
                                                                            a
                                                                           r
                                                                                r
                                                                              da

                                                                       n
                                                                       i
                                                                     a
                                                                          e
                                                                         P
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240