Page 236 - Seni_Teater_BG_KLS_IV_Rev
P. 236

“Pergi kamu dari tempat ini dan jangan pernah kembali lagi! Bikin kotor
                     pemandangan saja. Cepat pergi! Pergii…!

                         Kancil pun mengusir sambil menyeret Tikus untuk meninggalkan tempat
                     itu. Tubuh Tikus yang lemas karena masih kelaparan dan tidak berani

                     melawannya, kini hanya bisa pasrah dan sedih.

                         “Ampun Kancil... tolong... tolong aku...
                     tolong jangan usir aku dari tempat ini!” ucap
                     Tikus dengan nada memohon.

                         “Pokoknya, sekali pergi tetap pergi!” ucap
                     Kancil sambil terus berusaha menyeret Tikus
                     untuk meninggalkan tempat itu.


                         Akhirnya, Tikus hanya bisa pasrah dan
                     menuruti     keinginan     Kancil   untuk     pergi
                     meninggalkan tempat itu. Setelah Tikus pergi,
                     Kancil merasa senang dan bangga dengan
                     dirinya.   Bangga      dengan      kecerdikannya,

                     bangga dengan keberhasilannya mengusir Tikus dari tempat itu, dan
                     bangga karena tidak ada yang berani melawannya.

                         Mendengar keributan yang terjadi, dengan tergopoh-gopoh, Gajah
                     datang ke tempat itu dan menghampiri Kancil.

                         “Ada apa ini? Apa yang terjadi? Kok          terdengar teriakan dan suara
                     tangisan?” tanya Gajah kepada Kancil.

                                                           Dengan sombongnya Kancil mencoba

                                                       menjelaskan,      “Begini    Pak    Gajah    yang
                                                       bijaksana dan baik hati. Coba bayangkan!
                                                       Tadi aku melihat sendiri si Tikus mencari
                                                       sisa makanan di tempat sampah, lalu

                                                       memakannya. Apa itu tidak menjijikkan?
                                                       Membuat kotor lingkungan saja. Akhirnya,
                                                       ya... aku usir dia.”

                                                           Mendengar penjelasan Kancil tersebut,
                                                       Pak Gajah berkata dengan bijaksana.

                         “Kamu tidak boleh bersikap seperti itu. Meskipun Tikus itu hidupnya
                     di tempat kotor dan makanannya juga sering kita anggap kotor, tetapi





                   2 2 4      P a n d u a n  G u r u  S e n i   T e a t e    u n t u k   S D / MI  K e l a s   IV   ( E di s i   R e v i s i
                   224    Panduan Guru Seni Teaterr untuk SD/MI Kelas IV (Edisi Revisi))
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241