Page 33 - Pendidikan Pancasila BG KLS 6
P. 33
Dengan memahami latar belakang peserta didik, penggunaan buku ini
menjadi lebih optimal. Untuk memberi dukungan bagi pendidik, pada buku ini
telah disiapkan juga skenario proses pembelajaran alternatif.
3. Jumlah Peserta Didik dalam Kelas
Jumlah peserta didik dalam kelas menentukan efektivitas pembelajaran. Kelas
partisipatif akan lebih mudah dirancang untuk kelas dengan jumlah 22 (dua
puluh dua) peserta didik daripada kelas dengan (30) tiga puluh peserta didik.
Dalam Peraturan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016,
rombongan belajar di fase SD sebaiknya tidak lebih dari 28. Agar kelas tetap
partisipatif, pendidik perlu memilih metode yang mampu menciptakan suasana
partisipatoris sehingga peserta didik antusias dalam belajar. Pendidik perlu
cermat menimbang aspek waktu dan strategi pembelajaran agar kompetensi
yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
4. Sarana Prasarana
Dalam paradigma yang menekankan pada pembelajaran yang berkaitan
langsung dengan pengalaman, sumber belajar mata pelajaran Pendidikan
Pancasila sesungguhnya tidak terbatas, terlebih lagi bila sekolah mengundang
partisipasi orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah atau lembaga
pendidikan. Dalam hal ini, sarana dan prasarana, seperti beragam alat peraga,
LCD, perpustakaan kelas, mobil sekolah, ataupun aula sekolah menjadi hal-
hal yang dapat mendukung, tetapi sama sekali bukan penentu keberhasilan
tercapainya tujuan proses pembelajaran. Penentu utama keberhasilan adalah
kecintaan pendidik yang akan memunculkan kekuatan untuk mengembangkan
proses pembelajaran yang (1) interaktif, (2) inspiratif, (3) menyenangkan, (4)
menantang, (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan (6)
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik
(BSKAP, Panduan Pembelajaran dan Asesmen, 2022: 3).
u Sis
an Buk
w
anduan Guru
u P
a dan Buk
ait
L. L. Kaitan Buku Siswa dan Buku Panduan Guru
K
Buku Panduan Guru menyediakan kerangka kerja bagi guru untuk mengelola
aktivitas dalam Buku Siswa maupun aktivitas-aktivitas alternatif yang ada
dalam Buku Panduan Guru ini. Untuk itu Buku Panduan Guru dan Buku Siswa
harus dipelajari secara bersamaan.
Panduan Umum 21