Page 92 - ORASI ILMIAH PROF. DR. POPPY ANDI LOLO SH. MH.
P. 92

91







                        tindakan  pidana  berdasarkan  nilai-nilai  yang  hidup  dalam  masyarakat


                        sekalipun  perbuatan  tersebut  tidak  secara  tegas  diatur  dalam  undang-

                        undang, ini disebut hukum formil. Pandangan ini mengacu pada pandangan


                        Scholten  bahwa  suatu  tindak  pidana  harus  dirumuskan  dalam  undang-

                        undang sebagai suatu kejahatan. Selain itu, tindak pidana digambarkan oleh


                        Utrecht  sebagai  peristiwa  pidana  mempunyai  unsur-unsur,  pertama,  suatu

                        kelakuan  yang  bertentangan  dengan  (melawan)  hukum,  kedua,  suatu


                        kelakuan  yang  diadakan  karena  pelanggar  bersalah  dan  suatu  kelakuan

                        yang dapat dihukum. Unsur-unsur tindak pidana di atas dapat dikelompokkan


                                                    21
                        dalam dua kelompok, yaitu  unsur objektif yang terdapat di luar pelaku yang
                        berupa  perbuatan  yang  dilarang  dan  diancam  undang-undang,  akibat,

                        keadaan  atau  masalah-masalah  tertentu  yang  dilarang  dan  diancam  oleh


                        undang-undang. Unsur subjektif, yaitu unsur-unsur yang terdapat dalam diri

                        pelaku yang berupa hal yang dapat dipertanggungjawabkan dan kesalahan.


                        Dengan  kata  lain,  bahwa  ada  pemisahan  antara  perbuatan  yang  dilarang

                        oleh  undang-undang  dan  diancam  pidana  (actus  reus)  di  satu  pihak  dan


                        pertanggungjawaban (mens rea) di lain pihak. Dengan demikian, seseorang

                        dapat dipidana jika dipenuhi syarat pemidanaan, yaitu actus reus dan mens


                        rea.

                         4.2. Fenomena Peningkatan Perdagangan orang


                               Dalam  kriminologi  salah  satu  aspek  yang  menjadi  sasaran  analisis

                        adalah fakta atau fenomena suatu kejahatan. Aspek ini secara serius dapat

                        menggunakan acuan teori sosiologi dan viktimologi sebagai dasar bangunan
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97