Page 249 - S Pelabuhan 15.indd
P. 249

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            penghasil tripang yang melimpah. Rute yang kedua, adalah perahu-perahu bergerak

            ke arah tenggara, kemudian melewati Selat Ombaii (selat antara Pulau  Alor, Pantar
            dengan Pulau Timor), perahu kemudian menyusuri  bagian barat pantai Timor dan
            menuju ke Pulau Roti. Selanjutnya pelayaran dilakukan ke arah selatan atau tenggara

            untuk mencapai laut dangkal di perairan  Australia Utara. (Cense dan Heeren
            1972:28,39)

            Tripang yang Diimpor ke Makasar Tahun 1823 (Sutherland 2000, 466)

                Jenis Tripang        Jumlah dalam pikul       Nilai dalam Gulden

                Marege               610                      34.186
                Kaju Djawa           190                      18.196
                Batu Kodingaring     256                      45.117

                Kodingaring          330                      19.807
                Bangkoe Troe         693                      38.806








            Dengan demikian kita bisa melihat di dalam sistem Laut Flores dan Laut Sawu
            mempunyai peran sebagai jalur lalulintas pelayaran dan perdagangan yang ramai
            dengan memperdagangkan berbagai macam produk lokal dan barang-barang dari luar

            wilayah kepulauan Nusa Tenggara. Wilayah laut ini juga menjadi lalulintas pelayaran
            perahu-perahu Bugis-Makasar yang mencari tripang di pantai utara Australia.

            Persebaran suku-bangsa Bugis-Makasar ke seluruh kepulauan Nusantara dimulai sejak

            abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-17. Persebaran ini disebabkan,
            pertama, karena budaya maritim yang mereka miliki menjadikan mereka sebagai
            bangsa bahari yang mengarungi laut dan selat di Nusantara untuk berdagang dan

            menjadi nelayan. Jazirah Sulawesi Selatan telah menjadi pusat dari perdagangan
            maritim utama dengan pelabuhan Makasarnya. Namun Perang Makasar tahun
            1666-1669, meruntuhkan kekuatan politik dan ekonomi Kerajaan Gowa-Tallo
            akibat serangan pasukan VOC yang dibantu oleh Raja Bone, Arung Palakka. VOC
            tidak ingin Pelabuhan Makasar menyaingi perdagangan VOC di Ambon dan Batavia.





                                                                                                               237
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254