Page 46 - S Pelabuhan 15.indd
P. 46
sisa lunas dan beberapa gading-gading. Ukuran terpanjang papan sisa perahu itu
6,1 meter. Menarik dari sisa itu adalah penggunaan teknik ikat yang terlihat dari
lubang-lubang untuk memasukkan tali pada tepi papan. Selain itu juga terdapat
lubang-lubang lain yang ber fungsi sebagai tempat menanam pasak kayu. Adapun
untuk menyatukan gading-gading dengan papan badan perahu, digunakan tali ijuk
melalui tambuko. Berbeda dengan yang dijumpai di Indonesia, tambuko di Malaysia
ini memiliki bentuk yang membulat. Hasil analisis terhadap sampel papan perahunya
dengan metode Karbon C-14 -pun memberikan data kalibrasi antara 260--430
Masehi.
Contoh dari teknik ikat dalam pembangunan perahu di masa lalu dijumpai di Filipina.
Pada situs yang terletak di bagian utara Pulau Mindanao ini, yang ditemukan tahun
1976, dijumpai empat keping papan yang masih tertanam dalam tanah. Kekunoan
itu diumumkan dalam media massa, yang dengan menggunakan ejaan Itali awal abad
ke-16-nya Antonio Pigafetta dikatakan sebagai bagian dari sebuah balanghai, jenis
perahu kuno Philipina.
Setahun kemudian, satu kilometer di sebelah tenggara lokasi temuan pertama,
ditemukan lagi sembilan keping papan yang berasal dari jenis perahu yang sama.
Sisa runtuhan perahu yang dibangun dengan Rekonstruksi perahu yang menggunakan teknik “papan-ikat dan kupingan-pengikat” dari
34 teknik “papan-ikat dan kupingan pengikat” Balanghai, Filipina
dari Situs Samirejo, Musi Banyuasin