Page 140 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 140

Tugas-tugas pemerintah selaku personifikasi Negara, terutama untuk
            mengendalikan dan mengarahkan masyarakat dengan pertimbangan-
            pertimbangan yang masak, yang kemudian dituangkan di dalam
            kebiajakan-kebijakan agar tetap pada jalur sesuai dengan cita-cita dari
            tujuan nasional yang telah ditetapkannya.
                Dewasa ini, fungsi sentral dari Negara adalah mewujudkan,
            menjalankan dan melaksanakan kebijakan bagi seluruh masyarakat di
            wilayah kekuasaannya. Tujuan-tujuan penting kebijakan pemerintah
                          65
            pada umumnya  adalah:
            a.   Memelihara ketertiban umum (Negara sebagai stabilisator);
            b.  Memajukan perkembangan dari masyarakat dalam berbagai hal
                (Negara sebagai stimulator);
            c.   Memperpadukan berbagai aktivitas (Negara sebagai koordinator);
                dan
            d.  Menunjuk dan membagi berbagai benda material dan non
                material (Negara sebagai distributor).



                Republik Indonesia sebagai Negara Hukum,  yang seharusnya
                                                          66
            memiliki cirri-ciri: 1) kekuasaannya dijalankan sesuai dengan hukum
            positip  yang  berlaku;  2)  kegiatan  negara  berada  di  bawah  kontrol
            kekuasaan kehakiman yang efektif; 3) berdasarkan sebuah undang-
            undang dasar yang menjamin hak-hak azasi manusia; dan 4) menurut
            pembagian kekuasaan.

                  Selanjutnya dari segi moral politik  Negara Hukum paling
                                                    67
            tidak mengandung 4 (empat) alasan utama untuk menuntut agar

            65   Bambang Sunggono,  Hukum dan Kebijakan Publik,  Jakartan,  Sinar  Grafika,
                1994: hlm. 12.
            66   Dalam  Negara  Hukum  ada  2  (dua)  unsur,  yaitu  1)  hubungan  antara  yang
                memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan, melainkan
                berdasarkan suatu norma objektif yang juga mengikat pihak yang memerintah.
                2) norma objektif itu adalah berupa hukum yang memenuhi syarat bukan hanya
                secara formal, melainkan dapat menjadi landasan segenap tindakan Negara,
                dan hukum itu sendiri harus baik dan adil. Frans Magnis Suseno, Etika Politik
                Modern Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenagaraan Modern, Jakarta, PT. Gramedia
                Pustaka Utama, 2001, hlm. 295.
            67   Ibid, hlm. 295.


                                          125
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145