Page 92 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 92
agraria tidak akan berhasil tanpa ada hubungan dengan pihak
lain. Perjuangan yang dilakukan dalam mewujudkan reforma
agraria merupakan kontribusi banyak pihak, baik dikalangan
petani, pemerintahan desa, LBH, LSM, aktivis, BPN sampai dengan
presiden.
Selanjutnya, bila dikategorisasi, peta aktor yang terdapat
di Cipari sejalan dengan pernyataan Sitorus (2002:35) yang
mengatakan terdapat tiga jenis subjek agraria yang dapat
diidentifikasi, pertama adalah komunitas sebagai kesatuan dari
berbagai unit rumah tangga. Kedua adalah pemerintah sebagai
representasi dari negara yang terdiriatas berbagai instansi
sektoral dan level pemerintahan yang berlainan. Dan ketiga
adalah swasta sebagai perwujudan dari sektor bisnis.
Dalam penelitian yang menggunakan alat analisis Althusserian
maka penelitian ini melihat pertarungan kepentingan sebagai
suatu perdebatan terhadap sesuatu (kebijakan/implementasi
kebijakan) dimana hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari peran
ISA dan RSA dalam menginterpelasi (sebuah panggilan imajiner
dari aparatus ideologis yang mengarah pada diri setiap manusia
sehingga ia mampu mengerti tentang apa dan siapa dirinya). Dalam
hal ini, Althusser membaca tatanan struktur sosial (kapitalisme)
sebagai sebuah formasi sosial pada konteks reproduki relasi-
relasi produksi. Di situ Althusser menemukan bahwa aparatus
represif negara melaksanakan daya represifnya dengan
menciptakan kondisi-kondisi politik bagi dimungkinkannya
relasi-relasi produksi. Sementara melalui aparatus ideologis
negara, reproduksi relasi-relasi produksi dimungkinkan karena
ideologi mampu memberikan semacam ‘ketersediaan kultural’
agar seseorang dapat tunduk pada ideologi dominan tersebut.
Pertarungan Kepentingan dan Perebutan Kuasa Agraria 75