Page 89 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 89
diri sebagai anggota legislatif, para aktivis SeTAM menjadi bagian
dari tim pemenangan BS. Hubungan baik antara SeTAM dan BS
berlangsung dengan baik saat BS menjadi anggota legislatif. BS-
lah yang mendorong percepatan penyelesaian konflik di Cipari
dan melalui BS pula hubungan antara SeTAM dan BPN, khususnya
JW, dapat terjalin dengan lebih baik.
BS dan JW pulalah yang meyakinkan SeTAM untuk akhirnya
menerima kompensasi. Meskipun mereka mengetahui bahwa
kompensasi bukanlah pilihan yang terbaik. Menurut BS, pilihan
minimalis tersebut harus diambil karena pada saat itu hanya
pilihan politik itulah yang memungkinkan. Begitu juga dengan JW,
dia meyakinkan SeTAM akan memberikan kompensasi berupa
penyediaan layanan sertifikat gratis. Oleh karena kedekatan
dengan kedua tokoh itulah, maka SeTAM akhirnya mau menerima
dan tidak melakukan penolakan secara terang-terangan.
Hubungan antara SeTAM dan politisi ini tetap berjalan. Di
beberapa forum yang diadakan oleh SeTAM, BS sering diundang
dan diminta untuk berbicara tentang keberhasilan di Cipari.
Begitu juga di beberapa forum lainnya, ketika SeTAM diundang
oleh BPN atau ketika ada acara di mana JW hadir, maka SeTAM juga
terlibat di dalamnya. Sebagai contoh atas kejadian tersebut, yaitu
pada pertemuan yang diadakan oleh Serikat Petani Pasundan
(SPP) di Tasikmalaya. Pada beberapa sesi forum, SeTAM juga
kerap mengundang US yang pada waktu itu posisinya sebagai staf
khusus.
Namun demikian, hubungan antara masyarakat sipil dan
pemerintah kembali merenggang seiring dengan tidak lagi
dipilihnya JW sebagai Kepala BPN. Selain itu, benih-benih retaknya
hubungan ini karena SBY dinilai cukup kontroversial dalam
72 Kebijakan Reforma Agraria di Era Susilo Bambang Yudhoyono