Page 84 - Kebijakan Reforma Agraria di Era SBY
P. 84

jangan ikut-ikut SeTAM. Dibilang pilih partai apa pilih SeTAM? Terus saya
               ya ini kan momen yang tepat pak, ketika PDIP berkuasa di Cilacap jadi
               pemenang pemilu itu kan ya orang-orang petani inilah yang menyumbang
               suara PDIP. Lha sekarang ada permasalahan ya kita kawal”. (Wawancara,
               21/11/2018).

               Tumpang tindih ini juga dialami oleh BS (anggota DPR). Hanya
           yang  membedakan  adalah  rentang  waktunya.  Pada  masa  orde
           baru, BS masuk sebagai aktivis mahasiswa yang mengorganisisasi
           masyarakat. Adapun pada saat orde reformasi, BS datang kembali
           dengan posisi sebagai anggota DPR RI yang menampung aspirasi
           masyarakat.  Kesamaan  dari  peran  BS  dalam  situasi  ini  adalah
           sama-sama memperjuangkan hak atas tanah.

               Keenam,  hubungan  antar  aktor  di  mana  tiap-tiap  aktor
           mempunyai  kekuasaan,  tetapi  kekuasaan  mereka  juga  terbatas
           oleh kekuasaan lain. Hal ini dapat dilihat pada hubungan antara PT
           RSA danpetani penggarap. Secara legal formal, PT RSA memegang
           kekuasaan  formal  atas  seluruh  tanah  yang  berada  di  wilayah
           HGU mereka. Namun demikian, kekuasaan dari PT RSA tersebut
           dibatasi  oleh  kekuasaan  petani  penggarap  yang  secara  faktual
           menguasai sebagian tanah yang menjadi bagian dari HGU PT RSA.
           Di lahan tersebut, PT RSA terpaksa tidak dapat menanami tanaman
           yang  sesuai  dengan  komoditas  yang  dikehendaki.  Sebaliknya,
           penguasaan tanah secara faktual tersebut juga dibatasi dengan
           hasil produksi yang didapatkan oleh petani penggarap tidak dapat
           dinikmati sepenuhnya oleh para petani penggarap. Sebagian kecil
           hasil produksi diberikan kepada pegawai PT RSA.

               Keterbatasan juga terjadi pada level pemerintahan, NF (pakar
           agraria), yang melakukan penelitian etnografis kebijakan agraria,
           menjelaskan  bahwa  JW  sebagai  Kepala  BPN  pun  mempunyai
           keterbatasan.


                               Pertarungan Kepentingan dan Perebutan Kuasa Agraria  67
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89