Page 123 - skripsi antropologi sastra
P. 123
110
Pikirkan, Tuan! Jika kau mabuk,
kilauan api memancar padamu!
Ribuan bunga api meretih berkilat,
dan kau tidak akan tahu, di mana ia akan menangkap.
Aku melihat para rahib di sudut,
Ketika kau memukul meja makan itu.
Mereka bersembunyi beriringan,
Ketika kau membuka hatimu.
Katakanlah padaku, mengapa pemuda
masih melakukan kesalahan,
begitu kurang akan kebajikan,
lebih pandai daripada umurnya.
Kau tahu semuanya, apa yang ada di langit.
Semuanya, apa yang ada di bumi,
dan kau tidak menyembunyikan kesesakan
seperti kesesakan yang timbul di dadamu.
Hatem
Oleh karena itu, pemuda tersayang
Tetaplah muda dan tetaplah cerdas.s
Kita memang menutupi pemberian langit (takdir),
Begitu pula dalam tipuan kehidupan dunia.
Mula-mula kita berayun dalam penjara,
lalu terus menerus menghabiskan waktu dengan mengobrol!
Penyair dapat menyimpan rahasia dengan cuma-cuma
mengarang sendiri sudah merupakan pembocoran rahasia.
Malam musim panas
Penyair
Matahari telah terbenam,
tapi di barat ia selalu bercahaya,
aku ingin mengetahui, seberapa lama
berlangsungnya cahaya redup keemasan ini?
Pelayan laki-laki
Jika kamu bersedia, Tuan, saya akan tinggal,
menunggu di luar tenda ini.
Apakah cahaya redup sang malam adalah pemiliknya,
saya akan segera datang untuk memberitahukannya padamu.
Karena aku tahu, kamu mencintai, yang di atasnya itu.
Yang tidak ada akhirnya untuk dilihat,