Page 73 - skripsi antropologi sastra
P. 73
60
doppelt wärest du ein Ketzer in Verdammnis um den Krätzer” “Minumlah hanya dari
anggur terbaik, maka kamu akan menjadi penyeleweng agama yang mendapat
goresan luka berlipat ganda di dalam neraka”. Pada bait selanjutnya penyair
menuliskan “Solang man nüchtern ist, gefällt das Schlechte. Wie man getrunken hat,
Weiß man das Rechte.” “Semakin lama orang tidak mabuk, semakin suka keburukan
itu padanya. Seperti orang yang telah mabuk, orang tahu mana yang tepat/pantas.”
Maksud dari kalimat ini adalah seseorang yang telah mabuk akan bisa
membandingkan apakah dia bisa berpikir lebih jernih ketika mabuk atau justru ketika
tidak mabuk. Dia menjadi lebih paham, mana yang pantas dan mana yang tidak
pantas untuk dilakukan.
Pada bait ke 8, penyair menuliskan kalimat “Doch sollt ihr Trinker euch, nicht
besser dünken. Wenn man nicht lieben kann, Soll man nicht trinken.” “Tapi kalian
lebih baik tidak berlagak seperti peminum. Jika orang tidak dapat mencintai,
hendaknya orang tidak minum.” Kalimat penutup pada bait ini sebenarnya juga
menjelaskan apa yang sudah ditulis penyair di atas, yaitu bahwa orang yang minum
anggur, namun berlebihan akan menjadi penyeleweng agama. Namun pada bait ini
ditulis dengan kalimat yang berbeda yaitu “tapi kalian lebih baik tidak berlagak
seperti peminum. Jika orang tidak dapat mencintai, hendaknya orang tidak minum.”
Maksud dari kata tidak dapat mencintai disini adalah mencintai Tuhan. Jika seorang
manusia mencintai Tuhan, maka ia akan paham bahwa minum anggur tidak boleh
berlebihan karena akan menyebabkan mabuk dan itu akan menimbulkan banyak