Page 75 - skripsi antropologi sastra
P. 75
62
kemabukan. Hal ini bisa dilihat pada kalimat “Lieb-, Lied- und Weinestrunkenheit,
Ob's nachtet oder tagt. Die göttlichste Betrunkenheit,die mich entzückt und plagt.”
“Kemabukan terhadap cinta, nyanyian, dan minuman anggur, apakah itu malam atau
fajar. Kemabukan yang sangat indah itu, yang membuatku senang dan mengusikku.”
Bait ini sebenarnya memperjelas apa yang disampaikan penyair pada bait
sebelumnya, yaitu tentang seseorang yang memiliki dilema untuk memiliki
kebebasan namun ia memahami bahwa jiwanya melawan hal itu. Dalam kalimat ini,
digambarkan penyair pada kalimat terakhir “kemabukan yang sangat indah itu, yang
membuatku senang dan mengusikku.” ini adalah gambaran kebingungan seseorang
yang terlena dengan minuman, namun di sisi lain itu juga merasa terganggu dengan
kemabukan itu.
Puisi ini adalah hasil dialog imajiner Goethe. Di dalamnya akan ditemukan
dialog antara penyair, pelayan, serta beberapa nama yang dimasukan Goethe untuk
memperkuat isi puisi ini. Dengan keunikannya, Goethe menulis puisi ini hingga
mencapai 333 baris. Puisi ini dibuat oleh Goethe salah satunya karena ia terinspirasi
dengan sastrawan muslim asal Iran yang bernama Hafiz. Ruh yang mengalir di dalam
puisi ini adalah ruh spiritualitas yang kental dengan nilai spiritual, namun Goethe
mengemasnya dalam bingkai budaya. Kontras antara budaya Timur dan Barat tidak
menjadi penghalang bagi Goethe untuk menghasilkan puisi yang indah.