Page 71 - skripsi antropologi sastra
P. 71
58
Ia tidur dengan sangat manis dan ia berhak untuk tidur. Kau, pemuda yang
baik, telah menuangkan padaku. Dari teman dan guru, tanpa paksaan dan hukuman.
Begitu muda mendengar, seperti yang dipikirkan orang tua. Sekarang kesehatan
datang dengan manis dan berlimpah pada tubuhmu, kau memperbarui dirimu.Aku
masih minum, tapi aku diam, diam. Dengan cara itu kau, dengan tidak bangun,
membuatku senang
Agar puisi “Das Schenkenbuch” ini lebih mudah dipahami, selanjutnya puisi
ini akan dijelaskan dalam bentuk narasi. Agar pembaca mampu memahami secara
keseluruhan makna dari puisi ini. Pada baris pertama puisi ini terdapat kalimat “Ja,
ich habe in der Schenke auch gesessen”. Kalimat tersebut adalah kalimat pembuka
yang ditulis penyair untuk menggiring pembaca agar memahami bahwa puisi ini
menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu “ich” atau aku yang merupakan
penyair sendiri.
Bait pertama dan kedua pada puisi ini menceritakan tentang seseorang yang
sedang merasa bergembira sehingga ia melampiaskannya dengan minum anggur. Ini
dengan ditunjukan dengan adanya kalimat “Ich aber saß, im Innersten erfreut,” “tapi
aku duduk, dalam hati merasa gembira”. Dan dijelaskan pula dengan kalimat yang
lain yaitu ”Ich sitze allein, Wo kann ich besser sein?Ich trinke meinen Wein allein,”
“aku duduk sendirian, di mana aku dapat menjadi lebih baik? aku minum anggurku
sendirian”.