Page 81 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 81

sing bayi lebih perlu makanan sehat! Sini, mana duitnya!”   K  Wira        muka    Wir    benar-
 pria itu menerobos masuk ke rumah Gendhis. Sayup-  benar tak bisa diandalkan.
 sayup, kami mendengar suara Simbah yang menangis
                   Aku menjawab pertanyaan Gendhis dengan sangat
 dan bentakan bapak Gendhis.
               hati-hati, “Kami peduli karena kamu teman kami.”
 Gendhis terdiam, hanya air matanya yang terus
                   “Tapi kamu kan baru jadi temanku? Mengapa kamu
 meleleh.
               peduli?” Gendhis tak percaya.
 Aku dan Wira juga tak berkutik. Kami seperti patung
                   “Mungkin … karena … Faben naksir kamu!” tiba-tiba
 boneka salju yang hanya bisa menatap kejadian di  Wira menyahut dengan wajah tengilnya.
 hadapan kami.
                   Astaga,  Wira!  Rasanya  ingin  kukucir  saja  mulutnya
 Bapak Gendhis lalu keluar dengan tertawa-tawa
               biar tidak bicara yang bukan-bukan.
 dan ada beberapa lembar uang merah di tangannya.
 Dia meninggalkan Gendhis dan Ndaru begitu saja, tanpa   Gendhis tertawa, air matanya kalah oleh tawanya.
 kata-kata.    “Jangan naksir aku, percuma.” katanya.

 Sepeninggal bapaknya, Gendhis duduk diam. Dia  “Kenapa?” tanyaku heran.
 bahkan tak mempersilakan kami masuk.   “Karena AKU TIDAK NAKSIR KAMU!” Gendhis
 Aku  dan  Wira  jadi  salah  tingkah.  Sesekali,  Gendhis   membelalak. “JUGA TIDAK NAKSIR KAMU!” kali ini dia

 melirik kami. Tatapannya seperti orang yang marah sekali.   bicar    Wira.
 Padahal kami kan tidak salah apa-apa? Apa mungkin  Sontak, kami tertawa bersama. Syukurlah, Gendhis
 Gendhis malu pada kami? Atau, Gendhis menganggap  tak sedih lagi.
 kami juga jahat seperti bapaknya?
 “Mau apa kalian ke sini?” akhirnya Gendhis buka
 suara.
 Aku dan Wira lalu menjelaskan kekhawatiran kami.

 Perlahan, Gendhis menarik ujung bibirnya. “Kalian
 baik sekali. Bapakku sendiri tak peduli padaku, mengapa
 kalian peduli?” air matanya pun kembali tumpah.

 Aduh, bagaimana ini? Aku belum pernah berhadapan
 dengan cewek yang menangis. Aku harus berbuat apa?



 72  Misteri Drumben Tengah Malam  Bab 9 Ada Apa dengan Gendhis?  73
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86