Page 97 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 97
Jalu berkeras. Dia belum ke dalam mulutnya. Tak ayal, selama lima hari, Jalu nyaris
berangkat, mengapa harus berbaring saja di kamarnya. Selama itu pula, Jalu hanya
pulang? Jalu tidak mau. Jalu melihat Ambu yang mondar-mandir mengurusnya.
harus melihat sendiri. Dia Sesekali, Uwak Tatang datang, terutama saat Jalu ingin
berkeras untuk melanjutkan pergi ke jamban.
perjalanan. Dia tak mau Pada hari keenam, Jalu baru merasa lebih baik
pulang, apalagi bersama dan bisa duduk tanpa dibantu oleh Ambu. Dia bahkan
Utari. Dia masih ingat ulah sudah bisa ke kamar mandi tanpa bantuan Uwak
sepupunya itu, sore tadi. Tatang, seperti pagi ini.
Saat itulah, sayup-sayup “Tadi Ijad ke sini. Beberapa kali sih tapi pas Jalu tidur.
terdengar suara Ambu yang Ambu tidak mengizinkannya membangunkanmu,”
sedang merapal doa. Doa itu ungkap Ambu. Jalu baru saja masuk rumah dan berniat
begitu dekat. Dia tahu doa ke kamarnya lagi.
itu selalu dilantunkan ibunya
saat dia sedang sakit. “Apa katanya?” tanya Jalu dengan suara pelan.
Sakit! “Bilangnya penting, tapi enggak bilang,” kata
Ambu.
Seketika sekujur tubuh
Jalu terasa sakit. Rasa Jalu tak bermaksud memikirkannya lebih jauh. Dia
gigil yang sebelumnya masih ingin tidur sampai puas. Dia terus berbaring.
menghantam kini berubah Lima hari hibernasi dirasa belum cukup bagi Jalu.
menjadi demam yang tak Memang, kini badannya lebih ringan. Namun, dia
kunjung surut. Tidak itu saja, masih ingin berlama-lama dengan rasa malas. Namun,
Jalu juga merasa lambungnya Jalu juga penasaran pada proyek vlog mereka.
dikoyak oleh rasa mual yang “Mbu, Jalu ke Ijad dulu, ya,” kata Jalu.
tak tertahankan, sehingga “Sudah, istirahat dulu. Kamu baru saja sembuh,”
memuntahkan apa saja yang kata Ambu. Jalu mengangguk.
berusaha dimasukkan Ambu
88 Mengejar Pertarungan dalam Diri 89
Bab 9
Haruto