Page 90 - ilovepdf_merged (11)
P. 90

berkembang  menjadi protestanisme.  Kecaman  dan
                  dobrakan       absolutisme       monarki       dan     gereja
                  didasarkan  pada  teori  rasionalitas  sebagai  “sosial-
                  contract”  (perjanjian  masyarakat)  yang  salah  satu
                  asasnya menentukan bahwa dunia ini dikuasai oleh
                  hukum  yang  timbul  dari  alam  (natural  law)  yang
                  mengandung          prinsip-prinsip       keadilan       yang

                  universal,  berlaku  untuk  semua  orang.  Dengan
                  demikian, teori hukum alam merupakan usaha untuk
                  mendobrak pemerintahan absolut dan menetapkan
                  hak-hak politik rakyat dalam satu asas yang disebut
                  demokrasi (pemerintahan rakyat).
                      Pada kemunculannya kembali di eropa, hak-hak
                  politik  rakyat  dan  hak-hak  asasi  manusia  secara
                  individu  merupakan  tema  dasar  dalam  pemikiran
                  politik  (ketatanegaraan).  Untuk  itu,  timbullah
                  gagasan  tentang  cara  membatasi  kekuasaan
                  pemerintah  melalui  pembuatan  konstitusi  yang
                  tertulis  dan  tidak  tertulis.  Di  atas  konstitusi  inilah
                  biasa       ditentukan        batas-batas         kekuasaan
                  pemerintahan  dan  jaminan  atas  hak-hak  politik
                  rakyat  sehingga  kekuasaan  pemerintah  diimbangi
                  dengan kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga
                  hukum.       gagasan        inilah     yang      dinamakan
                  konstitusionalisme  (negara  hukum  formal)  dalam
                  sistem  ketatanegaraan.  Ciri  penting  demokrasi  ini
                  adalah  sifat  pemerintah  yang  pasif,  pemerintah
                  hanya menjadi pelaksana (tunduk pada) keinginan-
                  keinginan rakyat yang diperjuangkan secara liberal

                  (individualisme)        untuk       menjadi       keputusan
                  parlemen.
                      Konsep  negara  hukum  formal  mulai  digugat
                  menjelang pertengahan abad ke-20 tepatnya setelah
                  Perang  Dunia.  Beberapa  faktor  yang  mendorong
                  lahirnya  kecaman  ini,  seperti  yang  dikemukakan
                  oleh  Miriam  Budiardjo,  antara  lain  adalah  akses-
                  akses  dalam  industrialisasi  dan  sistem  kapitalis,
                  tersebarnya  paham  sosialisme  yang  menginginkan
                  pembagian  kekuasaan  secara  merata,  serta
                  kemenangan  beberapa  partai  sosial  di  eropa.

                                                                              83
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95