Page 94 - ilovepdf_merged (11)
P. 94
Runtuhnya rezim otoriter Orde Baru telah
membawa harapan baru bagi tumbuhnya demokrasi
di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi
keruntuhan rezim tersebut, menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi di Indonesia. Transisi
demokrasi merupakan fase krusial yang kritis. Fase
ini akan menentukan ke arah mana demokrasi akan
dibangun. Dalam hal ini, sukses atau gagalnya suatu
transisi sangat bergantung pada empat faktor kunci,
yaitu:
1) komposisi elite politik. Karena dalam
demokrasi modern dengan bentuknya demokrasi
perwakilan, rakyat mendelegasikan kedaulatan dan
kekuasaannya pada elite politik maka merekalah
yang mendesain institusi pemerintah, menjadikan
satu dengan yang lain bertanggung jawab,
melakukan tawar-menawar, memobilisasi dukungan
dan merespons opini publik.
2) desain institusi politik. Pengalaman negara-
negara yang sudah estabilished memperlihatkan
bahwa institusi-institusi bisa tetap berfungsi
walupun jumlah pemilihnya kecil. Karena itu, untuk
mengukur tingkat kepercayaan publik tidak terletak
pada seberapa besar partisipasi politik warga, tetapi
partisipasi itu dilakukan secara sukarela.
3) kultur politik atau perubahan sikap terhadap
politik. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba
membedakan antara kultur politik partisipan
dengan rakyat biasa. Dalam demokrasi yang sehat,
kultur yang partisipan terbentuk ketika warga
negara percaya akan kemampuan mereka untuk
memengaruhi proses politik.
4) masyarakat madani (civil cociety). Dalam
demokrasi transisi di Indonesia peran civil cociety
sangatlah penting, yaitu untuk mengurangi
polarisasi politik dan menciptakan kultur toleransi.
Ada dimensi edukasi dalam civil cociety. Partisipasi
dalam civil cociety dapat mengajarkan keterampilan
dan nilai-nilai demokrasi, seperti moderasi, sikap
kompromi, dan menghargai sikap yang berbeda. Di
87