Page 89 - ilovepdf_merged (11)
P. 89
elite masyarakat, seperti kaum bangsawan dan kaum
agamawan. Karena itu, demokrasi tidak muncul pada
abad pertengahan (kegelapan). Menjelang akhir
abad pertengahan, tumbuh kembali keinginan
menghidupkan demokrasi. Lahirnya Magna Charta
(Piagam Besar) sebagai suatu piagam yang memuat
perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja Jhon di
Inggris merupakan tonggak baru kemunculan
demokrasi empirik. Dalam Magna Charta bahwa raja
mengakui beberapa hak dan hak khusus
(prepeleges) bawahannya. Piagam tersebut juga
memuat dua prinsip dasar, adanya pembatasan
kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting
daripada kedaulatan raja.
Munculnya demokrasi juga ditandai dengan
adanya gerakan renaissance dan reformasi
renaissance yang menghidupkan kembali minat pada
sastra dan budaya Yunani Kuno. gerakan ini lahir di
Barat karena adanya kontak dengan dunia Islam
yang ketika itu berada pada puncak kejayaan
peradaban ilmu pengetahuan. Para ilmuwan Islam
pada masa itu, seperti Ibnu Khaldum, Al-Razi, Oemar
Khayam, dan Al-Kharizmi bukan hanya
mengasimilasikan pengetahuan Parsi Kuno dan
warisan klasik (Yunani Kuno), melainkan juga
berhasil menyesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan yang sesuai dengan alam pikir mereka
sendiri. Karena itu seorang orientalis, Philip K. Hiti,
menyatakan bahwa dunia Islam telah memberi
sumbangan besar terhadap kemajuan dan
perkembangan eropa melalui terjemahan warisan
Parsi dan Yunani Kuno dan menyeberangkannya ke
eropa melalui Siria, Spanyol, dan Sisilia. Negara-
negara tersebut merupakan arus penyeberangan
ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat.
Peristiwa lain yang mendorong lahirnya kembali
demokrasi di eropa adalah gerakan revolusi agama
pada abad-16 yang bertujuan untuk memperbaiki
keadaan dalam gereja Katolik. Hasil dari gerakan ini
adanya peninjauan terhadap doktrin gereja yang
82