Page 124 - qowaid
P. 124
QAWA’ID FIQHIYYAH
َ
ini bertentangan dengan kaidah pokok ( ُلاَزُي ُ ررَّضلا)
kemudharatan itu harus dihilangkan. Menurut Muhammad
Shidqi dalam menghilangkan dharar sebisa mungkin agar
jangan sampai menimbulkan bahaya yang lebih besar atau
jika tidak memungkinkan supaya mencari solusi agar
bahaya yang ditimbulkan lebih ringan.
92
Contoh-contoh dari kaidah cabang ini adalah sebagai
berikut:
1) Seorang dokter tidak boleh mengambil darah orang lain
untuk didonorkan kepada pasien yang membutuhkan
darah. Sebab dengan mengambil darah orang tersebut
dapat menyebabkan kematian pada dirinya. Tentunya
hal ini sangat bertentangan dengan kaidah cabang ini
yakni orang tersebut berusaha menghilangkan bahaya
orang lain, namun mendatangkan bahaya baru. Jika
dalam kasus ini mengacu pada kaidah cabang, maka
jangan sampai seseorang menyelamatkan nyawa orang
lain namun mengorbankan nyawa dirinya sendiri
ataupun sebaliknya.
2) Tidak boleh mencuri atau mengambil makanan orang
lain yang bernasib sama-sama hampir mati. Alasannya
karena dengan mengambil makanan akan mendatangkan
bahaya baru bagi orang lain meskipun bahaya pada diri
sendiri dapat dihilangkan.
3) Sesama muslim dilarang saling membunuh meskipun
dalam kondisi terpaksa. Jiwa seorang muslim memiliki
derajat yang sama di sisi Allah. Meskipun semisal terjadi
ancaman terhadap jiwa dan nyawa yang menjadi
taruhannya, maka seorang muslim tetap dilarang
membunuh saudara yang seagama.
4) Seorang yang faqir tidak ada kewajiban memberi nafkah
untuk saudaranya yang fakir. Hal ini apabila dilakukan,
maka akan menimbulkan bahaya pada diri orang
tersebut.
5) Orang yang sholeh (baik perangainya) tidak boleh
menikahi wanita yang tholeh (buruk perangainya)
seperti Pekerja Sex Komersial (PSK). Meskipun orang
sholeh tersebut bertujuan agar wanita terbebas dari
kegiatan prostitusi maka hal itu tetap tidak boleh
92 Muhammad Shidqi bin Ahmad al-Burnu, hlm. 82.
113