Page 123 - qowaid
P. 123
QAWA’ID FIQHIYYAH
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada
manfaatnya.”
Dalil tentang pengharaman arak dan judi di atas, Ibnu
Taimiyyah mendukung dengan fatwanya: “Apabila
terjadi pertentangan antara kemaslahatan dengan
kerusakan, kebaikan dengan kejahatan atau
berdampingan di antara keduanya, maka harus ada
tarjih di antara keduanya. Hukum yang ada pada saat itu
ialah perintah dan larangan yang terdapat dalam
maslahat dan kerusakan. Seandainya hasil tarjih jika
dilaksanakan akan membawa ke arah kemudharatan
atau kerusakan yang lebih besar, maka tidak dianjurkan
untuk melaksanakannya bahkan diharamkan.
Parameter untuk mengukur kemaslahatan dan
kerusakan suatu perkara adalah dengan timbangan
syariat baik melalui nash atau hasil ijtihad para imam
Mujtahid.”
90
2) Sulitnya membedakan jika telah bercampur antara
uang halal dan haram. Jika terjadi yang demikian, maka
meninggalkan keduanya adalah lebih utama.
Maksudnya untuk menghindari supaya tidak memakan
dengan menggunakan uang haram, maka solusi yang
terbaik dengan meninggalkan keduanya.
91
3) Lebih baik menghapus iklan rokok untuk mencegah
kebiasaan merokok yang lebih besar bahayanya
daripada sekedar mendapatkan gaji iklan yang sedikit.
h. Kaidah
ررَّضل اب ُلاَ زُيَلَ ُ ررَّضلَا
ِ َ
َ
ِ
“Kemudharatan itu tidak dapat dihilangkan dengan
kemudharatan yang lain”.
Maksud dari kaidah cabang ini, seseorang tidak boleh
menghilangkan suatu bahaya dengan bahaya yang lain.
Karena jika menghilangkan bahaya dan menimbulkan
bahaya lain yang kadarnya sama seperti itu atau bahkan
bahaya yang ditimbulkan lebih besar, maka kaidah cabang
90 Ibrahim Muhammad Mahmud al-Hariri, hlm. 97.
91 Abu Abdillah Muhammad bin Bahadur bin Abdullah al-Zarkasyi, Al-Mantsur fi
al-Qawaid, Jilid I, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2000), hlm. 50-52.
112