Page 50 - qowaid
P. 50

QAWA’ID FIQHIYYAH



                       yang  digunakan  untuk  membedakan  antara  satu  tujuan
                       dengan tujuan lain.
                                           32
                              Berdasarkan  perkataan  Imam  Ghazali  niat  dalam
                       ibadah  merupakan  perkara  mudah.  Ada  dua  faktor  yang
                       menyebabkan niat itu sulit. Pertama, tidak mengerti hakikat
                       niat.  Kedua,  was-was.  Hakikat  niat  adalah  menyengaja
                       melakukan  pekerjaan  dengan  tujuan.   Imam  Syafi’i,  Imam
                                                               33
                       Hanbali, Imam Abu dawud dan yang lainnya sepakat bahwa
                       hadits tentang niat di atas merupakan sepertiga ilmu. Imam al-
                       Baihaqi  mengilustrasikan  hadits  itu  dengan  menyatakan,
                       perbuatan  manusia  tidak  lepas  dari  tiga  hal;  hati,  lisan,  dan
                       anggota badan. Niat merupakan bagian dari tiga hal tersebut,
                       dan  menjadi  unsur  yang  paling  utama  nilainya  karena
                       terkadang niat menjadi ibadah tersendiri.
                       a.  Definisi Niat
                                                               َ
                                 Secara  Etimologi  kata  niat )ةَّيِنلا(  dengan  tasydid
                          pada huruf ya’ adalah bentuk masdar dari kata kerja nawa-
                          yanwi. Dan inilah yang masyhur di kalangan ahli  bahasa.
                          Ada juga yang membaca niat dengan ringan, tanpa tasydid,
                          menjadi  niat  (niyah).   Al-Jauhari  berpendapat  bahwa
                                                  34
                                         َ
                                                      َ
                          ungkapan  ُتْيوَن  atau  ُتْيوَتْنِا  mempunyai kesamaan arti
                          yaitu aku berniat.  Niat sendiri berarti kesengajaan atau
                                             35
                          maksud (al-qashd), sebab ia merupakan pecahan kata dari
                                        ِ
                                             ُ ْ
                                                         َ
                          kata  kerja  هْيوْنَي  ءيَّشلا  ىوَن  yang  bermakna  “sengaja
                          melakukan sesuatu yang diyakininya.”


                   32   Muhibbul  Aman  Ali,  al-Ghurar  al-Bahiyah fi  Syarh  Manzhumah  al-faraid  al-
                   Bahiyah, (Pasuruan: al-Ma’had al-Islami Besuk, tth.), hlm. 15.
                   33  Badruddin Muhammad bin Bahar az-Zarkasyi, al-Mantsur fi al-Qawaid, Jilid III,
                   hlm. 284.
                                      ٌ
                   34  Asal katanya adalah  ةَّي ِ وَن (nawiyyah), dibaca dengan memasukkan huruf wawu ke
                                                ٌ
                   dalam huruf ya’ . Wazannya adalah  ةَلِعَف (fa'illah). Selanjutnya wawu diubah menjadi
                   ya'  karena  harakat  kasrah  sebelumnya,  kemudian  kedua  ya’  digabung  dan
                                               ٌ
                   ditasydidkan,  maka  jadilah  kata   ةَّيِن  (niyyah).  Kadang  ia  diringankan  bacaannya
                                                                       ٌ َّ
                   dengan membuang wawu sehingga wazannya berubah menjadi   ةلِف (fillah), dengan
                   membuang huruf dasar ‘ain. Menurut sebagian ahli bahasa adanya tasydid dari kata
                   kerja ىوَن dan diringankan pada kata ةَّيِن sama seperti pembentukan kata ةَّدِع dari kata
                         َ
                   kerja دَعو. Lihat Az-Zubaidi, Taj Al-Arus, Jilid X, (Mathba’ah Khairiyyah, 1307 M),
                          َ
                   hlm. 379.
                   35  Al-Jauhari, Taj Al-Lughah wa Shihhah Al-‘Arabiyyah, (Mesir: Darul Kutub), hlm.
                   2516.
                                                   39
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55