Page 43 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 43
misalnya, berperan sebagai paru-paru dunia, sedangkan ekosistem mangrove
melindungi pantai dari abrasi.
Coba bayangkan jika semua ekosistem hanya berupa padang pasir. Apakah kita bisa
mendapatkan makanan, air, dan udara segar seperti sekarang? Tentunya tidak. Inilah
alasan mengapa keanekaragaman ekosistem sangat vital untuk kelangsungan hidup
manusia.
Tahukah kalian bahwa Indonesia adalah salah satu dari 17 negara megabiodiversity di dunia?
Indonesia menempati peringkat kedua setelah Brasil dalam jumlah keanekaragaman hayati.
Tercatat lebih dari 25.000 jenis tumbuhan berbunga, sekitar 1.600 jenis burung, 500
jenis mamalia, dan lebih dari 2.000 spesies ikan hidup di perairan nusantara. Bahkan, banyak
spesies yang endemik, artinya hanya ada di Indonesia, seperti komodo, anoa, tarsius, dan jalak
bali.
Pentingnya Keanekaragaman Hayati bagi Kehidupan Manusia dan Keseimbangan
Ekosistem
Setelah memahami pengertian dan tingkatannya, mari kita renungkan betapa besar
manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan kita sehari-hari.
Pertama, keanekaragaman hayati adalah sumber pangan utama. Hampir semua
makanan yang kita konsumsi berasal dari alam. Beras, jagung, sayur, buah, daging, ikan—
semuanya adalah hasil dari keragaman flora dan fauna. Bayangkan meja makan kita tanpa
sayur, buah, atau lauk hewani. Hidup kita akan sangat miskin gizi.
Kedua, keanekaragaman hayati adalah sumber obat-obatan. Banyak tumbuhan dan
hewan mengandung zat bioaktif yang bisa menyembuhkan penyakit. Misalnya, kina dari
kulit pohon digunakan untuk mengobati malaria, sementara banyak tumbuhan herbal
tradisional Indonesia terbukti berkhasiat menjaga kesehatan. Bisa jadi, obat untuk penyakit
yang belum ada penyembuhnya sekarang tersimpan di dalam spesies yang belum pernah
kita teliti.
Ketiga, keanekaragaman hayati menjaga keseimbangan ekosistem. Setiap spesies
memiliki peran masing-masing dalam siklus alam. Tumbuhan menghasilkan oksigen, hewan
herbivora menjaga keseimbangan tumbuhan, predator mengontrol populasi herbivora, dan
mikroorganisme menguraikan sisa-sisa organik menjadi nutrisi tanah. Jika salah satu hilang,
maka akan terjadi ketidakseimbangan yang berakibat buruk bagi semua makhluk hidup,
termasuk manusia.
35

