Page 36 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 36

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


            pemanfaatan rumah sebagai lembaga pendidikan tidak pernah berhenti,
            bahkan setelah umat Islam mengembangkan berbagai lembaga pendidikan
            yang lebih maju dan terspesialisasi.



            4. Masjid

                 Masjid adalah lembaga pendidikan lain yang sudah dikenal dalam
            peradaban Islam sejak masa yang paling awal. Ketika sampai di Madinah
            dalam peristiwa hijrah (1/622), salah satu kegiatan pertama Rasulullah
            saw. adalah membangun sebuah masjid yang kemudian dikenal sebagai
            Masjid Nabawi. Masjid ini kemudian menjalankan berbagai fungsi karena
            keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki umat Islam kala itu. Nabi
            menggunakan masjidnya sebagai tempat mengajari para pengikutnya
            tentang berbagai aspek ajaran Islam yang terus berkembang sejalan
            dengan turunnya wahyu Alquran. Tidak hanya Nabi, akan tetapi para
            pengikutnya juga saling belajar dan mendiskusikan berbagai hal di Masjid
            Nabawi. Dengan demikian tradisi menggunakan masjid sebagai tempat
            pendidikan diawali di Masjid Nabawi sendiri. 9
                 Penggunaan masjid sebagai lembaga pendidikan Islam terus berlangsung
            pada masa-masa sesudahnya. Umar ibn al-Khattab mendapat tempat
            khusus dalam konteks ini, karena dialah yang memulai pengangkatan
            guru-guru secara resmi untuk mengajar di masjid-masjid. Seyyed Hossein
            Nasr menyatakan bahwa khalifah ini lah yang menjadikan masjid dapat
            disebut pula sebagai ‘sekolah’.  Di masjid-masjid para penuntut ilmu
                                          10
            berkumpul dan mendapatkan pengajaran dari para ulama. Sebuah masjid
            dapat saja menjadi tempat mengajar beberapa ulama pada saat yang
            bersamaan. Kelompok-kelompok belajar di masjid biasa disebut sebagai
            halaqah, mengacu pada lingkaran yang terbentuk oleh para penuntut
            ilmu yang mengelilingi gurunya. Pada dasarnya tidak ada batasan tentang
            ilmu apa yang boleh diajarkan oleh seorang ulama di dalam halaqah masjid.





                 9  Muhammad Munir Mursi, Al-Tarbiyah al-Islamiyyah: Ushuluha al-Nafsiyyah
            wa-Tathawwaruha fi Bilad al-‘Arabiyyah (Qatar: Dar al-Ma‘arif, 1987), h. 202.
                 10  Seyyed Hossein Nasr, Science and Civilization in Islam, edisi 2 (Cambridge:
            The Islamic Texts Society, 1987), h. 65.

                                             26
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41