Page 40 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 40
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Muhammad saw. memperoleh keistimewaan bimbingan langsung dari
Allah swt. Aktivitas pendidikan yang dilakukannya jelas merupakan
penerapan bimbingan ilahiyah tersebut kepada orang di sekitarnya. Adapun
para sahabat, mereka adalah generasi awal yang memperoleh pendidikannya
secara langsung dari Rasulullah saw. dan memiliki penguasaan yang sangat
baik tentang Islam. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki pengalaman
langsung tentang proses penyebarluasan Islam ke berbagai wilayah yang
sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Romawi atau Persia.
Perluasan kekuasaan Islam yang sangat cepat secara otomatis memicu
mobilitas yang sangat tinggi di kalangan para sahabat. Masing-masing
sahabat memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat Islam
sesuai dengan keahliannya. Merekalah yang menjadi para pemimpin politik
di daerah taklukan baru, menjadi pemimpin militer, menjadi ahli strategi,
menjadi pedagang besar, menjadi pemimpin agama, menjadi ulama, dan
seterusnya. Setiap kali perluasan wilayah terjadi maka itu memunculkan
kebutuhan akan adanya proses pendidikan untuk memperkenalkan Islam
kepada para penduduk baru, dan memastikan agar wilayah baru tersebut
dikelola berdasarkan prinsip Islam. Dengan demikian, maka para ulama
mengalami mobilitas yang tinggi. Mereka berpindah dari satu tempat
ke tempat lain sebagai guru untuk mengajarkan Islam.
Kasus pengiriman Mu‘az b. Jabal oleh Rasulullah saw. untuk menjadi
guru dan hakim ke daerah Yaman adalah sebuah penggal sejarah yang
sudah sangat terkenal terkait masalah ini. Sebuah hadis merekam dialog
antara Rasulullah saw. dan Mu‘az, sebagai berikut:
‘Jika diminta untuk menentukan hukum sesuatu, apa yang akan
engkau lakukan,’ tanya Rasulullah saw. Mu`az menjawab, ‘Aku akan
memutuskannya berdasarkan Alquran.’ Rasul bertanya, ‘Bagaimana
jika ketentuannya tidak engkau temukan dalam Alquran?’ Mu`az
menjawab, ‘Aku akan memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasul.’
Rasul saw. bertanya: ‘Lalu, bagaimana jika ketentuannya tidak engkau
temukan dalam Sunnah Rasul?’ Mu`az menjawab, ‘Aku akan berijtihad
menggunakan akal-pikiranku.’ Rasul saw. menepuk dada Mu`az sembari
berkata: ‘Segala puji bagi Allah yang telah membimbing utusan
Rasulnya ke arah yang disukaiNya dan disukai Rasulnya.’ 15
15 Abu Dawud Sulayman al-Sijistani, Sunan Abi Dawud (Beirut: Dar al-Fikr,
30