Page 78 - WP 1 2022
P. 78

lution is moral rather than legal concept,   Sistem hukum Indonesia saat
            and the idea of strict liability has to do  ini menunjukkan kecenderungan
            with the cost of using the legal system”.   bahwa dalam pengungkapan tindak
                                            10
            Menurut penulis, sistem hukum di  pidana korupsi, tampaknya upaya
            Indonesia yang menganggap bahwa  yang dilakukan lebih fokus pada
            NCB bukan konsep hukum, akan  tindakan represif dengan meng-
            tetapi  semata-mata  hanya konsep  hukum dan memenjarakan pelaku
            moral, sehingga lebih cocok diterap-  tindak  pidana  korupsi  (Follow The
          Artikel kan di negara-negara Common Law.  Suspect). Tindakan tersebut ternyata
                                                tidak menimbulkan efek jera (De-
            Penerapan konsep  NCB memerlu-
            kan keberanian Dewan Perwakilan  terrent Effect) bagi perbuatan tindak
            Rakyat (DPR) dan Pemerintah se-
                                                pidana korupsi dalam masyarakat.
            bagai pembentuk undang-undang  Terdapat tindakan yang dilupakan
                                                oleh para penegak hukum tentang
            untuk  melakukan perubahan ter-
                                                adagium dari teori hukuman yang
            hadap undang-undang pemberan-
            tasan tindak pidana korupsi dengan  layak diberikan kepada para pelaku
            mengakomodasikan konsep NCB  korupsi sebagaimana ajaran dalam
                                                “Philosophy of Vengeance (filsafat pem-
            tersebut sebagai substansi perubah-
            an undang-undang.  Apabila konsep  balasan)” yang berpendapat, bah-
            di atas dapat dilaksanakan dalam  wa semua perbuatan yang ternyata
            sistem  penegakan  hukum  tindak  berlawanan dengan keadilan, harus
            pidana korupsi di Indonesia, maka  menerima pembalasan berupa hu-
            peran auditor menjadi lebih penting,  kuman. Makna keadilan dimaksud
            karena hasil penghitungan kerugian  dalam  filosofi  itu  adalah  keadilan
            negara adalah jenis penghukuman/    yang dirasakan masyarakat, bukan
            maksimalisasi pemindanaan dalam  saja keadilan dalam perspektif hu-
            rangka pengembalian kerugian  kum, tetapi keadilan dalam seluruh
            negara, serta menghilangkan keun-   aspek kehidupan, termasuk keadilan
            tungan pelaku dan juga akan meru-  dalam pengertian ekonomi.
            pakan pidana pokok bukan pidana       Definisi  tindak  pidana  korup-
            tambahan seperti saat ini (Pasal  si tidak  diketemukan  sebagaima-
            18 Ayat 2 UU 31/1999) yang dapat  na halnya bunyi Pasal 2 dan Pa-
            menimbulkan efek jera/memperta-     sal 3 UU 31/1999 jo. UU 20/2001
            kutkan bagi para pelaku korupsi se-  jika dibandingkan dengan regulasi
            bagai penjahat rasional yang selalu  dalam UNCAC 2003 yang meru-
            akan melakukan kejahatan bila ma-   muskan perbuatan korupsi sebagai
            sih terdapat keuntungan ekonomis  kriminalisasi korupsi dengan tiga
            dari perbuatannya.  Oleh karena  dimensi yang melekat pada per-
            itu, konsep penghitungan kerugian  buatan tersebut, yaitu:
            keuangan negara dalam konsep time  1.  Hasil korupsi (Proceeds of Cor-
            value of money dapat dijadikan alter-  ruption) mengacu pada properti
            natif pilihan selain menyamakan       yang secara langsung atau tidak
            nilai mata uang antara tempus delicti   langsung berasal dari tindak pi-
            dengan  waktu pengembalian  dan       dana korupsi. Korupsi mencakup
            menghilangkan keuntungan pelaku       pelanggaran  yang  diidentifikasi
            tindak pidana korupsi.                di bawah UNCAC 2003 (Pasal

            10
              Richard A. Posner, The Economic of Justice, Massachusetts, Harvard University Press, 1981, hlm.
            224.

            18                                       Artikel Warta Pengawasan Nomor 1 Tahun 2022
   73   74   75   76   77   78   79   80