Page 76 - WP 1 2022
P. 76

pemeriksaan persidangan sehingga  (Pasal 52); sistem pemulihan aset
            aset kejahatan korupsi dialihkan  secara langsung (Pasal 53); sistem
            atau bahkan dilarikan ke luar ne-   pengambalian aset secara tidak
            geri. Dalam konteks ini, keberadaan  langsung dan kerja sama internasi-
            instrumen hukum yang memiliki  onal untuk tujuan penyitaan (Pasal
            sistem perampasan memungkinkan  55). Ketentuan esensial yang sa-
            dilakukannya pemulihan aset hasil  ngat penting dari pasal-pasal terse-
            tindak pidana. Instrumen itu dapat  but adalah pengaturan pemulihan
                                                aset-aset hasil korupsi dari negara
          Artikel dilakukan melalui mekanisme qua-  rupsi dapat dilakukan melalui jalur
                                                ketempatan (Custodial State) kepada
            si pidana yang menekankan peram-
                                                negara asal (Country of Origin) aset
            pasan aset hasil tindak pidana se-
            cara in rem (kebendaan) dan bukan  korupsi. Pemulihan aset hasil ko-
            pada orang (in personal).

                                                pidana pemulihan aset secara tidak
                                                langsung melalui “Criminal Recovery”
               UNCAC 2003 dalam konteks hu-
            kum internasional adalah hukum  dan jalur perdata pemulihan aset
            yang seharusnya saling mengisi  secara langsung melalui “Civil Recov-
                                                ery”.
            dengan peraturan perundang-un-
            dangan di Indonesia, khususnya
                                                  Dinamika masyarakat mengem-
            jika berkaitan  dengan pemberan-
                                                          mekanismenya
            tasan tindak pidana korupsi. Teori  ri-sendiri guna mengontrol peri-
            monisme dalam hukum internasi-      bangkan anggota-anggotanya  sendi-
                                                laku
                                                                            yang
            onal berpendapat bahwa: 5           melakukan atau yang dianggap
                  “Hukum  internasional  dan  melakukan perilaku yang menyim-
               hukum negara merupakan dua  pang. Khususnya bila penyimpang-
               kesatuan hukum dari satu sistem  an tersebut dianggap intensional,
               hukum yang lebih besar yaitu  tidak dapat diterima dan menga-
               hukum pada umumnya, karena  kibatkan ke- rugian serius (berupa
               terletak dalam satu sistem hu-   timbulnya korban atau biaya dalam
               kum maka sangat besar sekali  arti luas), munculah konsep peng-
               kemungkinan terjadi konflik an-  hukuman (Punishment). Terkait de-
               tar keduanya. Hukum Internasi-   ngan tindak pidana korupsi, pada
               onal dan hukum nasional saling  awalnya, penghukuman dilakukan
               berkaitan satu sama lainnya.  dengan paradigma “Retributive”  dan
               Hukum nasional kedudukannya  merupakan  reaksi langsung atas
               lebih rendah dibanding dengan  perbuatan yang dilakukan oleh
               hukum internasional. Hukum  para pelaku tindak pidana itu. Pa-
               nasional  tunduk  dan  harus  se-  radigma “Retributive” ini terlihat da-
               suai dengan hukum internasi-     lam semangat mengganjar secara
               onal”.                           setimpal berkaitan  dengan per-
                                                buatan dan atau efek dari tindak
               Meninjau dari perspektif hu-     pidana yang telah dilakukan da-
            kum internasional, UNCAC 2003  lam perkembangan pemberantasan
            memiliki substansi regulasi yang  tindak  pidana korupsi  akhir-akh-
            meliputi sistem pencegahan dan  ir ini.  Paradigma  penghukuman
            deteksi hasil tindak pidana korupsi  yang dikehendaki oleh masyarakat


            5  Sefriani, Hukum Internasional, Jakarta, Rajawali Press, 2010, hlm. 86.


            16                                       Artikel Warta Pengawasan Nomor 1 Tahun 2022
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80