Page 108 - THAGA 2024
P. 108
Semeru, Kawah ijen bahkan yang aksesnya gampang selain
Cangar ya Gunung Banyak sini.” Sambil mulai menyesap teh
panas yang mulai hangat dan Rina mulai menikmati pop mie
yang sudah matang. “Nah, waktu terbaik buat ngelakuin star
gazing di Indonesia itu pas musim kemarau. Soalnya langit
kelihatan lebih cerah dan terang, jadi lebih gampang buat lihat
gugusan bintang yang indah.”
Melihat Rina asik mendengarkan sambil mengunyah
helaian pop mie, aku jadi ikutan menyugar helai demi helai
pop mie sembari melanjutkan kisah. “Sebenernya star gazing
dari sembarang tempat itu bisa, termasuk di perkotaan. Tapi
sayangnya, lampu-lampu kota dan polusi udara di kota bikin
pemandangan kurang maksimal. Makanya kalo mau star
gazing, salah satu tempat terbaiknya itu di gunung.” Aku
menjentikkan putung rokok yang asapnya mulai mabar karena
kami biarkan terbakar angin. “Tau gak Rin Kota Batu itu punya
cerita folklor atau kisah fiksi tentang gunung, Gunung Banyak
sini. Jadi Gunung Banyak itu memiliki arti Gunung Angsa yang
merupakan tempat para bidadari mengamati Kota Batu dalam
bentuk perwujudan angsa. Nah abis ini aku bakal anter kamu ke
punggungan gunung, sebab kamulah salah satu bidadarinya.”
Pipinya merona, senyumnya antara senang dan getir yang
tertahan. “Aduh Kak Gal, udah bener cerita seru-seru masih saja
dikasih bumbu gombalan, ya. Pinter banget nyambunginnya.
Motivasinya apa coba? Kalo Rina beneran baper baru tau rasa
ntar.”
Tak terasa bercerita dengannya membuat waktu terasa
singkat. Tentu si A’war dan si Khanzab melihatku, merasa
senang karena berhasil menjalankan tugasnya. Kini sinar merah
yang muncul setelah matahari terbenam telah hilang dan fajar
100 THAGA
GALGARA