Page 112 - THAGA 2024
P. 112
Wajahnya sedikit terdongak, sembari menatapku dengan
mata berkaca-kaca. “Kok, Kak Gal tau Rina ngerinduin
seseorang? Sama seperti Kakak, semua sudah jadi masa
lalu juga.” Suaranya tergetar. Tangannya memeluk lenganku.
Kepalanya disandarkan di pundakku. Bahasa tubuh seperti ini
menunjukkan bahwa Rina merasa dekat, percaya dan ingin di
dekatku.
Di posisi begini, aku tidak akan bertanya lebih jauh tentang
masa lalunya. Selama hidup, prinsipku takkan pernah bertanya
pada siapa pun tentang masa lalunya. Sebab aku ingat kata Gus
Miek, “seburuk apa pun masa lalu seseorang, masa depannya
belum ternodai, Dia masih punya kesempatan mengisinya
dengan lembar hitam atau putih.”
Aku kembali memilih diam, agar dia yang membuka
semuanya duluan. Namun, aku tidak sanggup untuk menahan
retorika. Ini kesempatan pamer wawasan, wanita rata-rata
suka dengan lelaki dengan wawasan luas. Apalagi jika kita
menunjukkan hal baru.
“Bos bisa tuh, barang bagus.” Si A’war mulai membisikkan
pernyataan mautnya.
“Kosong gak tuh hatinya? Cakep gitu biasanya punya
banyak pawang , coba tanggapi.”
“Kosong bos, tanda-tandanya jelas, tapi radak angker bos,
maklum pemain, Bos.”
“Tenang aku hafal ayat kursi, tapi tanggung jawab, ya,
bantuin!”Aku mulai termakan.
“Beres bos, seperti biasa, pakai cara halus saja bos, kaum
mereka suka dilembutin.”
Aku kuasai keadaan dan mencoba peruntungan. “Rin
pernah denger tentang bintang CX330?” tanyaku menjeda,
104 THAGA
GALGARA