Page 114 - THAGA 2024
P. 114
lalu menyecap sedikit dengan lidahnya. “Ini soju, ya, Kak?”
tanyanya sembari menyesap kembali sedikit. “Tapi lembut dan
enak banget. Ini soju dimix apa, Kak? Kok, lidah Rina gak asing
sama rasanya. Boleh Rina tau campurannya?”
Aku mengulaskan senyum. “Itu soju merek chum-churum
dicampur yakult sama sprite. Rasio mixing gampangnya
setengah botol soju, dicampur dua botol yakult, ditambah satu
botol sprite. Kalo pengen bikin ada pusingnya tambah antimo
lima butir, Rin.” Aku terkekeh, bersama rekanku si Haffaf yang
sedari tadi menggelengkan kepala.
“Enak banget, Kak rasanya. Baru tau Rina soju bisa jadi
senyaman ini di lidah. Terima kasih, ya, Kak udah ngasih Rina
banyak pandangan baru,” ujarnya sembari menyesap habis
cairan di gelas tutup botol merah. “Kak, duduk yuk, kaki Rina
udah pegel banget nie.”
Kami pun berjalan menuju start point paralayang yang
berpaving. Di situ sudah banyak pengunjung yang duduk
menikmati konstelasi bintang dan gemerlip rangkaian lampu
kota. Banyak dari mereka yang mengabadikan panoramanya,
tetapi gagal. Karena memang sesuatu yang benar-benar indah
itu hanya dapat diabadikan oleh mata.
Hawa dingin memaksa kami untuk tetap duduk bersisian.
Rina semakin takjub melihat hamparan keindahan malam yang
diwarnai canda tawa pengunjungnya. Vibes di sini benar-benar
berbeda. “Lalu maksud tersirat dari cerita tadi itu apa, Kak?”
Pertanyaanya membuat aku mulai memikirkan ke arah
mana hubungan ini akan berakhir. “Kita sudah sama-sama
dewasa dan sama-sama punya pengalaman tentang itu, kan?
Jadi apa yang aku pikirkan dan aku mau, aku yakin kamu juga
memikirkan.” Tanganku mengusap punggung Rina dengan
lembut untuk menghalau dingin yang nempel di baju.
106 THAGA
GALGARA