Page 109 - THAGA 2024
P. 109
shadiq mulai terbit. Fajar shadiq adalah sinar yang membentang
dari arah timur membentuk garis horizontal dari selatan ke
utara. Puncak Gunung Banyak pun kini sudah mulai menyibak
keindahan pemandangan malamnya. Para pengunjung dengan
out fit penghalau angin dan dingin pegunungan mulai memburu
dan mengabadikan momen pemandangan dengan background
kerlip lampu kota. Aku dan Rina turut bergabung ke punggungan
Gunung Banyak untuk memuaskan lapar mata. Dan agenda
pribadiku selangkah lagi semakin dekat.
Kami berdiri bersisian tanpa bersentuhan pada tepi
punggungan Gunung Banyak. Tak lupa aku gamit botol merah
di antara lengan dan rusuk kananku. Mata kami memandang
kaldera penuh kerlip lampu kota dan galaksi yang berkilauan
penuh bintang gumintang bagai cerawat. Mataku menatap air
muka Rina yang takjub dengan apa yang kini dipandangnya.
Seonggok daging dalam tubuhku berdenyar bangga. Aku orang
pertama yang ajak dia ke tempat seindah ini, semoga akan
tetap menjadi memori indah dalam hidupnya.
Sepersekian detik memandang keindahan parasnya,
Rina tersadar jika terus dipandangi. Dia ganti menatapku.
Entah kenapa panah-panah si A’war begitu cepat lesakannya
masuk ke dalam mata, lalu menuju tepat mengenai seonggok
daging pada tubuh kami. Mata kami saling bersirobok dalam
waktu yang cukup lama. Dibarengi dengan bulu kuduk yang
meremang, bibir yang tergetar, tubuh yang menghangat, aliran
darah yang mengalir cepat, jantung berdegup ritmis, napas
tertahan dan waktu seolah berhenti. Ada bahasa indah yang
ingin tersampaikan melalui kedalaman mata.
Di moment seperti ini, kembali aku melangitkan do’a yang
diijazahkan oleh guruku. Amalan yang paling dicari oleh pemuda
THAGA 101
GALGARA