Page 171 - THAGA 2024
P. 171
bekas lelehan air mata, tapi kesedihan membekas dan selalu
bisa terlihat begitujelas, bahkan tanpa sedu sedan.
Diambilnya gawai asal California berwarna sierra blue
dari saku celana bahan putih dengan potongan lurus. Jemari
kanan lentiknya yang bagian manis Masih tersisip cincin emas
pernikahan, menaipkan baris kalimat pada Whatsapp yang
entah apa. Lalu disambarnya pouch sleeve LV voyage abu-
abu monochrome dan bergegas berdiri mengikuti langkahku
menuju kendaraan.
Mataku menghangat melihat selera Nabila yang lumayan.
Tas dengan brand LV Masuk kedalam level The Classic, di mana
brand yang cenderung lebih mahal dan memiliki lebih banyak
sejarah dan warisan karena relevansinya yang bertahan lama.
Sesampainya di dalam kabin, segera ku pacu langsam
kendaraanku dengan batas tertinggi kecepatan dalam kota,
50 kilometer per jam. Di dalam kabin suasana senyap menjadi
pekat, aku dan Nabila memilih untuk sama-sama membisu.
Berkutat dengan pikiran Masing-Masing. Hanya kulihat
wajahnya tampak Masih terlipat serta si Dasim yang bergelayut
manja di pundaknya. Tampaknya si Dasim hampir naik pangkat
jika dalam misi kali ini dia sukses membuat hubungan Nabila
dan suami mengalami keretakan. Sedangkan aku dan si A’war
kembali meniati misi terselubung terhadapnya.
Aroma parfum mahalnya menguar segar di dalam kabin
kendaraanku. Kali ini indra penciuamanku benar-benar asing
dengan aroma segarnya. Notes aromanya begitu halus dan
samar menyiratkan betapa mahalnya parfum yang dikenakan.
Aromanya membuat otakku rileks dan mulai bersiasat untuk
mendobrak kebuntuan komunikasi.
“Maaf, Nab. Boleh tanya?” Tanpa menunggu jawaban,
aku melanjutkan pertanyaan. “Kamu percaya mitos? Mitos
THAGA 163
GALGARA