Page 175 - THAGA 2024
P. 175
“Semua orang gak sama, Nab. Mungkin tadi kamu dihasut
sama si Dasim dan si Tibbir. Mungkin mereka berdua ketawa
terbahak-bahak sekarang liat kamu.” Tak habis akal aku sudah
coba mulai menyerang tentu dengan halus dan tersirat.
“Hah? Siapa itu mereka? Saya gagal paham, Mas.” Dia
mengulum mulutnya sendiri. “Sebenernya saya juga memikirkan
mitos tentang yang katanya orang yang sebelum nikah sudah
kumpul itu menurunkan resiko perceraian,” cengirnya. “Ada juga
mitos kalo wanita baik akan dapat lelaki baik. Tapi kayaknya
perlu direvisi, deh.”
Aku terkikik, “Katanya syarat dan ketentuan berlaku Nab
soal wanita baik dapat lelaki baik. Mereka itu yang ditugaskan
menggoda kita, Nab.” Bibirnya mengerucut seperti berkata o.
“Mitos itu secara logika gak ada hubungannya sama sekali,
Nab. Lagian di negara timur seperti negara kita, tinggal bersama
sebelum menikah itu tidak dianjurkan. Tapi kalo boleh dan mau
jujur, memang yang tinggal bersama sebelum nikah sekarang
sudah mengalami pergeseran menjadi rahasia umum. Gak
perlu dibantah kenyataan itu. Buktinya juga banyak yang cerai
meski sudah tinggal bersama. Malah polanya umum menjadi
PDKT lalu pacaran lalu tinggal bareng lalu hamil sebelum nikah
lalu nikah karena hamil lalu rumah tangga tidak harmonis lalu
cerai.”
“Wah sampai tau polanya segala, loh, Mas Gal ini? Termasuk
pelaku juga, kah? Kok, sepertinya berpengalaman?” Selidiknya
sembari menutup mulutnya dengan punggung tangannya yang
tanpa belang terbakar matahari.
Aku kembali tertawa tergelak. “Bahkan status menjadi
janda lebih baik daripada perawan tua. Hampir sama seperti
status punya pacar terasa memiliki harga diri lebih baik dari
pada jomblo.”
THAGA 167
GALGARA